“Kejujuran itu keindahan yg disukai setiap orang, bahkan orang jahat pun merindukan kejujuran…” ~Suicide Squad
PinterPolitik.com
[dropcap]I[/dropcap]ngat film Holywood berjudul ‘Suicide Squad’? Dalam film tersebut, dikisahkan Presiden AS sedang dalam bahaya. Karena itu, sebuah agen rahasia pemerintah yang dikelola oleh Amanda Waller bernama A.R.G.U.S membentuk sebuah satuan tugas istimewa yang terdiri para penjahat super. Satgas ini diberi nama ‘Suicide Squad’.
Terus kenapa penjahat-penjahat, sekelas Joker, Harlet Quinn, dan kawan-kawan sudi menolong pemerintah? Jawabannya tak lain hanya untuk mendapatkan keringanan hukuman.
Cerita di film ini sempat dikritisi sebagian masyarakat karena dianggap nggak masuk akal. Masa penjahat macam begitu yang harus menjalankan misi? Bukankah itu penuh risiko? Emang Batman dan Superman kemana?
Hohoho, tahan gaes. Walau pun banyak yang mengkritik, film ini tetap memiliki tempat khusus di hati para penggemarnya, salah satunya diriku… Cmiww…
Nah, kenapa tiba-tiba ku membahas film Suicide Squad? Hmm, entah kenapa ku jadi ingin bernostalgia kembali setelah Gubernur Jambi nonaktif Zumi Zola mengajukan permohonan justice collaborator agar bisa membantu KPK untuk mengusut kasus korupsi yang terjadi di daerahnya. Hehehe.
Gubernur yang ketampanannya sangat mendebarkan jiwa itu mengaku bersalah kepada hakim karena menerima gratifikasi berupa uang, mobil Toyota Alphard, dan pakaian, serta mengizinkan pemberian uang ‘ketok palu’ bagi DPRD Jambi.
Konon, uang itu di antaranya akan digunakan untuk kepentinga adiknya, Zumi Laza, yang hendak maju dalam pilkada kota Jambi, serta untuk biaya kurban saat perayaan Idul Adha.
Ya, ampun, berkurban aja pakai uang korupsi? Ceritanya mau jadi Zoro gitu Bang? Jangan-jangan gara-gara suka mengumpulkan figur super hero, jadi terinspirasi untuk menjadi pahlawan juga? Wkwkwk… Tapi dari pada jadi Zoro, mending jadi Wiro Sableng atau Panji Manusia Milenium gitulah Bang? Jadi kan menolongnya nggak perlu pakai mencuri. Wkwkwk.
Zumi mengakui kalau jatah uang ketok palu itu sebenarnya sudah ada dari zaman gubernur sebelumnya. Ya, karena sudah menjadi budaya, doi yang katanya sudah sekuat tenaga menahan iman untuk menolak, akhirnya tergoda juga. Huh, alasan saja kamu, Mas! Wkwkwk.
Sebagai bukti penyesalannya, doi telah mengembalikan sejumlah uang, satu unit mobil Alphard, dan satu jaket merk Burberry ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Barang tersebut diduga merupakan hasil penerimaan gratifikasi.
Dengan rasa bersalahnya yang konon tak terhingga, Zumi pun berharap majelis hakim mengabulkan permohonan justice collaborator atau saksi pelaku yang bekerja sama dengan aparat penegak hukum.
Hmm, kalau di film Suicide Squad kita tahu alasan menggunakan penjahat untuk membasmi kejahatannya karena para super hero saat itu sedang punya urusan masing-masing. Nah, kalau kasus Bang Zumi, apakah kita perlu bantuan koruptor untuk membasmi korupsi? Hayoo, gimana kalau menurut kalian, gaes? (E36)