“Saya rela kerja bekerja keras, karena saya sadar ganteng saja tidak cukup untuk seseorang yang kita cinta. Tapi bukan berarti korupsi bisa dijadikan jalan pintas mendapatkan hasil tanpa mau bekerja keras.”
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]iapa sih wanita yang gak terpesona dengan ketamvanan atau kegantengan dari pria ini? Apalagi kalau dia udah punya predikat mantan artis plus menjabat sebagai Gubernur di suatu daerah. Beuh, paket kumplit banget itu mah. Salah satu pria caem itu adalah Zumi Zola, Gubernur Jambi. Mastah.
Tapi sayang beribu sayang, pesona ketamvanan Zumi sirna seketika diterpa angin usai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahannya pada Senin (9/4), terkait kasus suap sebesar Rp 6 miliar untuk pengesahan Rancangan APBD Jambi 2018. Kelakuan si Zumi udah auto dosa ini mah.
Jiah, ganteng-ganteng kok korupsi sih. Kalau gini lebih kerenan pemeran sinetron Ganteng Ganteng Serigala. Wajah bersih cling-cling plus bersih hati dari korupsi. Itu baru idolaque. Apa sih yang dicari dengan korupsi? Emangnya uang itu bisa dipake untuk ngelebarin liang kubur saat ajal tiba? Cape deh.
Yang namanya amanat emang berat. Gak semua bisa mengembannya. Pertanggungjawaban dunia akhiratnya gak mudah. Padahal nih ya, si Zumi ini baru dua tahun menjabat sebagai Gubernur Jambi. Eh udah tercyduk KPK aja dia, wew. Cuma bisa geleng-geleng liat kelakuan Gubernur zaman now.
Bikin malu orangtua aja nih si Zumi. Padahal ayahandanya, Zulkifli Nurdin adalah mantan Gubernur Jambi dua periode (1999-2010). Papanya bisa bersih, lah ini kok anaknya tercyduk KPK. Tapi apa jangan-jangan gaya korupnya Pak Nurdin lebih lihai nan alus aja kali ya? Jadi gak terdeteksi KPK. Ups, cuma penasaran aja sih hahaha.
Tapi apa yang dialami Zumi ini gak serta merta 100 persen kesalahannya semata loh. Ada andil budaya korup dalam birokrasi yang membuka ruang terjadinya tindak korupsi. Dalam kasus ini, KPK memang menduga suap yang diterima Zumi digunakan untuk menyuap anggota DPRD Jambi agar hadir dalam rapat pengesahan Rancangan APBD Jambi 2018.
Sebelumnya, sejumlah anggota DPRD diduga berencana tidak hadir dalam rapat tersebut karena tidak ada “jaminan” dari pihak Pemprov Jambi. Menurut KPK, jaminan yang dimaksud adalah uang suap atau yang sering disebut sebagai ‘Uang Ketok’. Pihak eksekutif diduga berkepentingan agar anggaran yang diajukan Pemprov Jambi dapat disetujui DPRD Jambi.
Nah kan, kalau udah kayak gitu gimana? Sebersih apapun pejabatnya, kalau sudah masuk dalam budaya korup yang mengakar, ya lambat laun juga bakal terpapar juga. Tinggal menunggu waktu sampe gilirannya tercyduk KPK. Amanat menjadi pejabat publik itu berat Mas Bro, kalau gak sanggup mundur aja, karena ganteng aja gak cukup, hahaha. (K16)