“Mereka membela apa yang mereka anggap menjadi haknya tanpa mengindahkan maut. Semua orang, sampai kanak-kanak! Mereka kalah, tapi tetap melawan.” ~ Pram
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]etua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra masih dalam suasana hati yang berbunga – bunga karena partainya dinyatakan lolos sebagai partai politik peserta Pemilu 2019.
Ya walaupun Yusril perlu mengeluarkan tenaga berlebih setelah melalui sidang ajudikasi Bawaslu, akhirnya PBB resmi jadi peserta bernomor urut 19.
Beberapa waktu terakhir, Yusril jarang muncul dan terbilang jarang juga menanggapi apa yang terjadi dengan situasi politik. Tentu alasannya karena Yusril sangat sibuk memperjuangkan partainya untuk mewarnai perpolitikan nasional.
Namun, setelah PBB resmi jadi peserta Pemilu, Yusril kembali hadir untuk menanggapi diskursus yang dibangun, salah satunya tentang kemungkinan adanya calon tunggal Presiden di Pilpres 2019.
Bila partai politik dibenturkan dengan adanya calon tunggal, tentu ada dua pilihan. Merapat dengan lingkaran koalisi calon tunggal Presiden atau membentuk poros baru, wedeeew pilihan kedua kayaknya berat juga. Makanya jangan dipilih, berat, biar aku saja, woailaaaahhh.
Tapi kalau semuanya lebih memilih pilihan pertama, masa iya tak ada perlawanan. Ahhhh ga asyiiikk banget kayak partai politik kehabisan kader terbaik aja, hadeuuuuhhh.
Akan tetapi, kalau buat poros baru juga tak sembarangan. Kalau poros baru itu mau dianggap tentu harus memenuhi ambang batas 20 persen perolehan kursi parlemen, hmmmm, kalau tidak, siap – siap aja kalah sebelum bertarung dan gigit jari lima tahun ke depan, weleeeeh weleeeh.
Masuk ke dalam koalisi engga, jadi oposisi juga engga. Nasibnya terombang – ambing begitu saja, hadeuuuh.
Namun beda halnya bila pilihan itu diberikan kepada Yusril, ia memiliki jawaban lain. Yusril menjawab dengan tegas, siapapun calon tunggal yang nantinya akan mencalonkan, Yusril dan PBB takkan pernah mendukungnya. Wedeewww, galak banget, weleeeh weleeeh.
Tapi kalau calon tunggal Presiden itu meminta Yusril jadi Cawapres gimana? Kemenangan di depan mata loh? Uhuuuyyy goyah ga ya? Weleeeeh weleeeeh.
Untuk kemungkinan lainnya, Yusril lebih memilih untuk memunculkan pilihan baru. Yusril lebih baik memilih kotak kosong dibandingkan melanggengkan calon tunggal.
Bahkan bila calon tunggal terjadi, Yusril akan mengkampanyekan kotak kosong dan menolak calon tunggal, weeew.
Kalau saat masa kampanye, Yusril akan katakan: “Bapak – bapak dan ibu – ibu, untuk Indonesia lebih baik, coblos kotak kosong”, weleeeh weleeeh. (Z19)