Khofifah Indar Parawansa akhirnya positif maju di Pilgub Jatim. Kabarnya, posisi ini akan digantikan oleh Yenni Wahid. Lalu bagaimana dengan PDI Perjuangan?
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]erombakan Kabinet Kerja Presiden Jokowi sepertinya akan segera terjadi, walau rumornya telah diberitakan sejak awal tahun lalu. Tapi untuk kali ini, sepertinya Jokowi sudah tidak bisa mengelak lagi, karena Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa sudah resmi mendaftarkan di Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim).
Kosongnya satu kursi menteri, tentu langsung menjadi rebutan bagi partai politik yang berharap mendapatkan ‘jatah’ lebih di kabinet. Salah satu yang sudah terang-terangan meminta kursi kosong tersebut, tak lain dan tak bukan, ya PDI Perjuangan. Memang sudah lama, Mama Megawati Soekarnoputri kebelet dapat tambahan kursi.
Permintaan ini tentu membuat Pakde pusing kepala, mencari tokoh pengganti yang tepat untuk menggantikan Khofifah saja tidak mudah. Eh, Si Mama bukannya bantu malah ngegangguin aja kerjanya.
Konon kabarnya, ada sejumlah nama yang tengah dipertimbangkan Pakde agar untuk menempati posisi kosong itu. Salah satunya putri KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, yaitu Yenni Wahid. Namun sayangnya, Yenni yang merupakan Direktur dari Wahid Institute ini, ternyata enggan menerima tawarannya tersebut.
Yenni Wahid pantas untuk dipertimbangkan menjadi pengganti Khofifahhttps://t.co/zih5QXjj7Z
— Bambang Setiawan (@bsetiawan55) November 27, 2017
Sebagai sesama Muslimah Nahdlatul Ulama (NU), Yenni memang diketahui dekat dengan Khofifah. Selain itu, Yenni juga sangat aktif dengan permasalahan toleransi beragama. Tapi, ternyata memang ada tapinya.
Kalau Yenni duduk di kabinet, tentu akan membuat sakit hati beberapa orang. Selain tentu saja Sang Mama yang bakal cemberut dan bersungut-sungut pada Pakde, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, juga pasti bakal uring-uringan berat.
Bisa jadi, alasan itu juga yang membuat Yenni ogah masuk ke kabinet Jokowi. Ia mungkin sudah bisa membayangkan akan jadi “sasaran tembak” oleh kedua ketua umum partai politik itu. Daripada nasibnya nanti kayak Rini Soemarno yang dicelotehin terus kinerjanya, mending tetap di posisinya sekarang aja.
Terus jadinya siapa dong yang kira-kira pantas menggantikan Khofifah? Pastinya bukan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, begitu kata sumber lain. Hmmm, kalau AHY enggak pantas, terus dia mau dikasih kursi menteri apa ya? Uuups, sudahlah, biarkan yang pusing Pakde aja. (R24)