“Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh,” – Rako Prijanto, Tentang Seseorang
Pinterpolitik.com
Pak Yasonna, yang Anda lakukan ke Mbak Dian Sastro itu, JAHAT.
Saya gak tahu salah Mbak Dian di mana sampai Menkumham Yasonna Laoly mengatakan kalau sang aktris itu bodoh. Mbak Dian kan hanya menyuarakan kegelisahannya terkait dengan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) karena bisa mengganggu hak-hak perempuan dan kelompok rentan lainnya.
Tunggu, saya belum selesai ngomong. Kenapa orang dengan jabatan seperti Bapak ini tidak mau menerima kritik dan malah merendahkan dengan kata-kata yang disensor oleh KPI? Saya jadi bingung, memangnya pantas ya setingkat menteri menjawab kritik dengan kata bodoh?
Di luar itu, kayaknya harus ada kata-kata lain untuk Pak Menteri kita yang terhormat ini:
Pak Yasonna, yang Anda lakukan ke masyarakat Indonesia itu, JAHAT.
Pak Yasonna ini kan salah satu yang terlibat dalam RKUHP dan UU kontroversial lain seperti revisi UU KPK, mengapa sangat defensif sih Pak tidak mau mendengarkan suara rakyat? Alih-alih mendengar, bapak dan teman-teman bapak ini malah merendahkan pihak yang melakukan protes.
Pak Yasonna, yang Anda lakukan ke Mbak Dian Sastro itu, JAHAT. Share on XDari mahasiswa sampai Mbak Dian semua jadi sasaran semprot Pak Menteri ini. Pak Yasonna ini malah bawa-bawa suku buat jadi pembenaran dari pernyataan kerasnnya kepada para pengritiknya. Hmmm.
Kalau sudah begini, Pak Yasonna dan kawan-kawan di pemerintahan dan DPR ini sudah menciptakan musuh baru. Generasi kami ini besar di era Dian Sastro dan Ada Apa Dengan Cinta, bukan di era mulut manis politisi. Memusuhi Dian Sastro sama saja memusuhi satu generasi.
Pak Yasonna, sekali saja Mbak Dian dinistakan, Front Pembela Dian (FPD) dan Persaudaraan Alumni Ada Apa Dengan Cinta (PA AADC) siap putihkan Jakarta.
Coba Pak, penonton AADC pertama itu ada sekitar 2,7 juta orang. Sementara AADC itu jumlah penontonnya tembus 3,6 juta. Kami tidak bisa mengontrol limpahan massa begitu banyak jika pejabat sekelas Bapak tak mau dikritik dan malah merendahkan orang lain.
FPD dan PA AADC siap melepaskan identitas kami dan menyatu dengan mahsiswa dan elemen masyarakat sipil lain untuk menentang sikap bebal pemerintah dan DPR. Jangan salahkan kalau pemerintah dan DPR tidak hanya dianggap sebagai musuh generasi penonton AADC, tetapi seluruh rakyat Indonesia.
Hati-hati ya Pak Yasonna dan kawan-kawan, jangan terlalu defensif dan merendahkan orang lain. Seperti kata Mbak Dian bilang, “we shall not be silenced,” kalau tidak mau mendengar, mungkin masyarakat bisa lebih geram lagi. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.