Usai diperiksa KPK terkait kasus korupsi KTP Elektronik, beberapa pihak meminta Yasonna Laoly mundur dari jabatannya. Yasonna sudah mencoreng nama Jokowi?
PinterPolitik.com
“Secara moral hazard mestinya Yasonna mundur biar lapang KPK mengusutnya.” ~ Aktivis Pro Demokrasi (Prodem), Andrianto.
[dropcap]B[/dropcap]elakangan ini, Kabinet Kerja Jokowi lagi banyak disorot karena sering bikin gaduh. Walau Jokowi juga udah sering marahin menteri-menterinya, tapi entah mengapa, tetap saja para menterinya masih suka bikin sensasi. Apalagi perseteruan antara Menteri Luhut dan Menteri Susi soal penenggelaman kapal.
Belum selesai kisruh boleh dan tidak boleh ngebom, sekarang publik juga ikut diperlihatkan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang Rabu (10/1) lalu dipanggil KPK terkait kasus KTP Elektronik. Soalnya, sang menteri dikabarkan mendapat jatah ‘uang dengar’ sekitar 84 ribu dollar AS. Banyak juga ya!
Sebagai menteri dari Presiden yang katanya punya komitmen pada pemberantasan korupsi, keterlibatan Yasonna di kasus mega korupsi ini tentu membuat rakyat kesal. Gimana enggak, bagi pendukung Jokowi, catatan hitam Yasonna tentu akan ikut mencoreng wajah Jokowi. “Kok bisa-bisanya koruptor masuk ke dalam kabinet?” Begitu kira-kira bunyi kemarahan mereka.
Menteri Yasonna Harus Mundur Atau Direshuffle https://t.co/f64ozqE8CX
— Mutia Eva Wijayanti (@mevawijayanti) January 11, 2018
Salah satu yang sudah meneriakkan kekesalannya adalah Andrianto dari Prodem itu. Baginya, seorang menteri kalau sudah terduga korupsi, sebaiknya punya rasa malu dan mengundurkan diri. Tapi kan masalahnya, Yasonna saat ini masih berstatus saksi, jadi ya kasian dong kalau dia enggak berbuat tapi disuruh mundur.
Bagi banyak pihak, minggu-minggu ini sepertinya memang merupakan momen yang tepat untuk meminta menteri-menteri Jokowi yang dituding bersalah, untuk mundur. Selain Airlangga yang rangkap jabatan dan Khofifah yang memilih “berjudi” di Pilgub Jatim, sepertinya yang ikut ke sorot untuk diganti ya Yasonna ini.
Padahal sih kalau dilihat dari naga-naganya, Jokowi kelihatan masih malas untuk ngobrak-ngabrik kabinetnya. Udah terlanjur sayang atau memang waktunya kelewat mepet ya? Atau karena ternyata, target yang dicanangkan belum juga tercapai. Jadi kalau pada diganti kan jatuhnya jadi makin molor lagi. Hmmm, tapi kalau menterinya nanti ternyata terbukti korupsi, gimana? (R24)