Site icon PinterPolitik.com

Wisata Halal Jakarta ‘Unfaedah’?

Wisata Halal Jakarta ‘Unfaedah’?

Istimewa

“Kita ingin 2020 Jakarta bisa mencapai target sebagai kota dengan destinasi dan wisata halal yang bisa bersaing.” ~ Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.


PinterPolitik.com

[dropcap]B[/dropcap]agi kalian umat Muslim pasti sering mendengar istilah Wisata Halal. Jenis wisata ini gak beda jauh dengan wisata lain pada umumnya. Wisata halal merupakan konsep wisata yang memudahkan wisatawan Muslim untuk memenuhi kebutuhan berwisata mereka.

Kebutuhan itu antara lain adanya rumah makan bersertifikasi halal, tersedianya masjid/musholla di tempat umum, adanya fasilitas kolam renang terpisah antara pria dan wanita, dan lain-lain. Baik wisatawan nantinya akan dimanjakan dengan penerapan konsep ini.

Nah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sepertinya sangat tertarik nih dengan konsep yang sedang didengungkan oleh Kementerian Pariwisata ini. Sandi berharap Jakarta bisa mencapai target sebagai destinasi wisata halal yang bisa bersaing dengan kota lainnya di Asia pada tahun 2020. Mantap Jiwa.

Berdasarkan Tim Akselerasi dan Pengembangan Wisata Halal Kementerian Pariwisata, kunjungan turis Muslim mencapai 5 juta orang pada 2017 dan menghabiskan Rp 22 juta per kunjungan, lebih besar dari pengeluaran turis lain yang hanya Rp 14 juta. Wuih belanja apa aja tuh sampe abis segitu?

Tapi setelah dipikir-pikir lagi, mmm, ada yang ambigu deh dalam penerapan konsep wisata halal ini. Apa ya kira-kira? Itu loh, Indonesia itukan negara dengan jumlah pemeluk agama Islam terbanyak di dunia, 207 juta jiwa atau 87,6 persen dari total populasi. Membuat konsep wisata halal di negeri Islami, cius?

Kalau negara-negara lain sedang ramai menerapkan konsep wisata halal ini untuk menggaet turis Muslim dunia, maka wajar-wajar aja. Tapi kalau negara Muslim itu sendiri yang menerapkan, ya agak kurang relevan sih. Raja Salman Arab Saudi aja waktu berkunjung ke Indonesia tahun 2017, mereka mainnya di Bali. Gak ke wisata halal tuh.

Toh negara jazirah Arab di sana gak muluk-muluk pakai jargon wisata halal. Ya kan semuanya di sana dominan halal dan Islami. Jadi gak guna-guna amat lah ya, penerapan konsep wisata halal di negara mayoritas penduduk muslim. Unfaedah gitu deh, hadeuh.

Jadi sebenarnya sih, konsep wisata halal itu lebih efisien diterapkan di negara yang memang belum punya budaya Islami di dalamnya. Kalau Indonesia gimana? Ya gak perlu atuh. Di sinikan semua udah paket komplit Islami. Jangankan yang halal, yang haram aja bisa dihalalin. Tuh coba intip Kampung Arab di Puncak. Mmmm, ya sudahlah gak usah dibahas hahaha.

Tapi ambil hikmahnya aja. Kalau Bang Sandi sukses mengimplementasikan konsep wisata halal di DKI Jakarta ini, kan nanti bakal banyak bidadari jilbabers bule yang mampir ke sini. Kenalan yuk guys, siapa tau jodoh, lumayankan buat memperbaiki keturunan, ngarep banget, hahaha. (K16)

Exit mobile version