“Pemilihan umum memang perlu dilihat sebagai upacara merayakan tekad tapi juga kerendahan hati…” ~Goenawan Mohamad
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]enko Polhukam Wiranto baru saja memimpin apel siaga Pengawas Pemilu 2019 di Palembang, Sumsel. Doi pidato dong, ngasih wejangan gitu seputar pemilu. Terus tahu nggak apa yang dia bicarakan? Dia mengatakan kalau kita nggak boleh memilih pemimpin yang berengsek, karena nanti negaranya ikutan berengsek.
Yaa… udah tahu kelesss. Masa pemimpin berengsek disuruh mimpin. Tapi masalahnya, emang calon pemimpin yang akan kita pilih tanggal 17 April nanti ada yang berengsek? Waduhh….
Orang berengsek itu orang yang hobinya menebar kebencian.... Share on XKalau yang bicara demikian Wiranto, yang notabene pendukung pasangan calon nomor urut 01, berarti yang dia maksud berengsek itu pasangan calon nomor berapa? Nomor 10? Nggak mungkin dong? Nurhadi Aldo itu nggak berengsek, cuma seksis. Berarti… Hmmm…
Meskipun nggak terang-terangan siapa manusia berengsek yang ia maksud, tapi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno nyaut nih gaes. Jelas mereka yang harus paling merasa tersinggung.
Menurut juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Faldo Maldini, Wiranto dinilai sedang memainkan strategi siapa yang baik, siapa yang jahat, demi memenangkan pasangan capres petahana Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Kalau kata Faldo, Pemilu itu harusnya mencari siapa yang terbaik, bukan menunjuk siapa yang terburuk. Yang buruk akan dihukum sendiri ketika warga sudah memilih yang terbaik.
Duhh, eik jadi makin kasian sama cebong dan kampret. Kalau para elite politik terus-terusan begini, kapan mereka bisa merasakan kedamaian hidup ya? Berantem terus… Hufttt…
Lagian yang nggak eik abis pikir, Wiranto ngapain sih bilang begitu? Doi kan pejabat negara, bukan kompor meleduk. Eike berharap pejabat negara kita, mau dukung siapa pun itu, bisa memberikan contoh berpolitik yang baik untuk masyarakat. Jangan malah memanas-manasi.
Kali ini ku setuju sih sama Faldo. Saat ini yang perlu dilakukan elite politik itu adalah memberikan pikiran-pikiran soal demokrasi yang substantif, jangan cuma prosedural. Nggak usah ngatur harus pilih siapa atau yang seperti apa. Kita sebagai masyarakat butuh dirangkul, nggak diatur. Kebetulan udah lama nich nggak pernah dirangkul. Uwuwuwuw… (E36)