“Berat bebanku, meninggalkanmu. Separuh nafas jiwaku sirna,” – Glenn Fredly, Januari
Pinterpolitik.com
Kejadian gempa di Ambon beberapa waktu lalu memang tergolong memilukan. Saat semua orang sedang terfokus ke ibu kota, masyarakat di provinsi Maluku itu harus menderita karena diguncang gempa berkekuatan 6,5 skala richter.
Gempa berkekuatan besar itu pun kemudian merenggut cukup banyak korban. Berdasarkan data BNPB pada 2 Oktober 2019, jumlah korban meninggal telah mencapai 28 jiwa, luka-luka 150 jiwa, dan 115.290 jiwa harus mengungsi. Sedih ya.
Meski terus dilanda gejolak di ibu kota, pemerintah sih pasti tak tinggal diam. Di antara berbagai gerak pemerintah untuk daerah terdampak gempa tersebut, ada sebuah imbauan pejabat pemerintah yang cukup menggelitik.
Menkopolhukam Wiranto meminta para pengungsi ini untuk kembali ke rumah masing-masing. Menurutnya, pengungsi telah menjadi beban baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Pengungsi. Menjadi. Beban. Pemerintah. Wow.
Sepertinya tidak ada seorang pun yang mau meninggalkan tempat tinggalnya dan hidup terlunta-lunta di pengungsian. Tapi, mau bagaimana lagi, kekhawatiran memang masih ada sehingga minggat dari rumah terkadang tak terhindarkan, apalagi gempa susulan masih kerap melanda.
Kadang jadi bingung siapa yang jadi beban Share on XKok bisa ya Pak Wiranto melontarkan pernyataan tak sensitif seperti ini? Kalau memang menanggap masyarakat mengungsi akibat informasi liar, ya kan bisa diluruskan. Kan bisa itu aparat pemerintahan digerakkan untuk memberikan rasa tenang kepada masyarakat yang mengungsi.
Pak Wiranto memang kemudian meluruskan ucapannya. Mantan Ketua Umum Partai Hanura ini menyatakan tidak ada alasan baginya untuk melukai masyarakat Maluku. Ia menilai ada yang memutarbalikkan pernyataannya itu untuk menyerang dirinya.
Sayang, meski Pak Wiranto sudah memberikan penjelasan, masyarakat Maluku sudah terlanjur geram. Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Besar Masyarakat Maluku (KKBMM) bahkan sampai meminta Maluku dihapuskan dari peta Indonesia. Waduh, kok jadi runyam begini ya?
Kalau sudah begini, kadang-kadang jadi membingungkan nih siapa yang sebenarnya jadi beban. Bisa jadi, Pak Wiranto ini sudah mulai dianggap sebagai beban bagi pemerintahan Pak Jokowi. Pasalnya, bukan kali ini saja penanganan dan pernyataannya dalam berbagai masalah di negeri ini yang menimbulkan polemik.
Nah, kemungkinan Pak Wiranto sebagai beban ini disuarakan oleh beberapa pihak yang memintanya untuk dicabut. Dari anggota DPR hingga mahasiswa, sama-sama meminta agar Pak Wiranto untuk bisa mengakhiri masa jabatannya.
Pak Wiranto mungkin bisa lebih mengatur lebih rapi lagi penampilannya di muka publik saat mewakili pemerintah. Kasihan juga kan, kalau sampai dianggap sebagai beban. Selain itu, pemerintah juga mungkin harus mengatur lagi siapa yang harus tampil di muka publik.
Untuk warga Ambon, sabar dan kuat ya, semoga korban jiwa dapat diterima di sisi Tuhan, dan segala kehilangan bisa segera terganti. Terakhir, maaf, kami warga di pusat memang suka lupa dengan yang jauh. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.