“Kekerasan adalah senjata orang yang jiwanya lemah.” ~ Mahatma Gandhi
PinterPolitik.com
[dropcap]W[/dropcap]ali Kota Mataram, Ahyar Abduh memiliki kebiasaan yang sangat aneh, sebab ia termasuk pemimpin yang ‘senang’ melestarikan budaya kekerasan.
Lebih tepatnya, Walikota ini punya kebiasaan untuk ‘menghajar’ wajah, dada, dan leher para anggota Satpol PP pasca dilantik.
Tendangan kungfu dari Walikota Mataram ini, sepertinya telah menjadi hal yang biasa bagi anak buahnya. Hah? Masih tahan sih dengan budaya kekerasan yang dilakukan pemimpin seperti ini? Weleeeeh weleeeh.
Sayangnya, para anggota Satpol PP malah mengaku kalau ‘kebiasaan’ Walikota Mataram itu, bukan termasuk tindakan kekerasan. Hmmm, emangnya ga sakit ya kalau ditendang di wajah? Weleeeh weleeeh.
Ternyata ‘kebiasaan’ ini bukan hanya dilakukan oleh Walikotanya saja, tapi juga ikut dilakukan oleh Wakil Walikota Mataram, Mohan Roliskana. Waduh mengerikan sekali, satu pemimpin doyan kekerasan aja udah parah, itu sampai dua segala?
Hanya ada satu kata, Lawan!
Sebenarnya, apa sih motivasi dari pasangan Walikota dan Wakilnya ini? Emang budaya kekerasan ini mendidik?
Dan bagaimana bila budaya kekerasan ini diikuti oleh pejabat atau staf di bawahnya? Bagaimana pula kalau budaya kekerasan ini lalu dicontoh dalam dunia pendidikan? Apa jadinya generasi muda di Mataram nantinya? Weleeeeeh weleeeeh.
Aksi wali kota Mataram mendadak viral dan bikin heboh >>>https://t.co/mx4kVgvyrC<<< tiba-tiba tendang dada dan… https://t.co/CnIfU4X8dx
— Tribun Bali (@Tribun_Bali) January 22, 2018
Tak habis pikir jadinya. Apa manfaatnya? Hanya menjadikan stafnya pelampiasan kekesalan dan samsak hidup? Betapa bengis dan mengerikannya.
Menendang wajah semaunya, menendang dada seenak jidatnya, weleeeeh weleeeh.
Bahkan, beberapa waktu silam Walikota ini sempat mempertunjukan bahwa dirinya kebal. Weeewwww, ga sekalian bikin pertunjukan debus aja? Wkwkwk.
Weleeeeh weleeeeh, sebenarnya dia itu Walikota atau jagoan sih, pake pamer dada kirinya yang ga mempan ditusuk keris. Hadeuhhhh, makin aneh aja dunia ini.
Perilaku Walikota dan Wakil Walikota Mataram ini kok ga mendapat teguran gitu sih dari Kemendagri? Atau memang budaya kekerasan ini dipersilahkan dalam penerapan kedisiplinan di Pemerintah Daerah?
Kemaren Kemendagri galak banget tuh sama Bupati Talaud, cuma karena bepergian ke luar negeri.
Lah ini, sudah nampak adanya kekerasan kepada stafnya, kok masih diem – diem aja. Apa mungkin takut kena tendang wajahnya juga ya? Weleeeeh weeeleeeeh. Ampun dah ah, wkwk. (Z19)