“Demikian cepat dan fananya kekuasaan, betapa suap dan godaan uang telah menghinakan.” ~Najwa Shihab
PinterPolitik.com
[dropcap]D[/dropcap]alam laporan salah satu portal berita, Sandiaga Uno membenarkan soal mahar yang ia setorkan kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Eh, tapi katanya itu bukan uang penaklukan loh, tapi uang untuk membiayai logistik kampanye. Hayoloo, gimana tuh yang kemarin udah ngomel-ngomel karena mersa difitnah. Hehehe.
Ya, munculnya nama Sandiaga Uno sebagai cawapres Prabowo cukup mengagetkan banyak kalangan, dan kayaknya Partai Demokrat menjadi pihak yang sangat jengkel terhadap keputusan tersebut. Wong katanya mau ngusung Agus Harimurti Yudhoyono, eh, tahu-tahu nunjuk Sandi yang berkantung tebal. Ckckckck.
Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief yang terlalu geram akhirnya nyeletuk soal uang mahar Sandi di akun Twitter pribadinya. Kata doi, informasi tersebut dari Fadli Zon. Ya, tentu saja Fadli Zon nggak mau ngaku. Tapi yang eike bingung, kalau emang merasa nggak benar, kok Fadli nggak mau ikutan melaporkan Andi Arief ke penegak hukum? Kan kesannya jadi takut ikut terciduk juga… Mhehehehe.
PAN meminta Andi Arief untuk mencabut pernyataannya dan mengklarifikasi masalah tersebut kepada masyarakat. Sedangkan PKS mengancam akan memenjarakan Andi Arief karena merasa telah difitnah. Hiii atutt…
Setelah mendengar pengakuan Sandi, pasti Andi jadi lega dan bisa agak sedikit jumawa deh. Ya, walaupun Sandi mengaku uang Rp 500 miliar yang diberikan kepada PAN dan PKS bukan uang mahar, melainkan uang untuk keperluan kampanye. Wkwkwk.
Ya, mau bilangnya itu uang untuk logistik kampanye kek, atau uang apalah, tapi yang jelas, setelah dapet uang itu, baik PKS dan PAN jadi nurut. Yang tadinya ngotot minta ini, minta itu, jadi manut. Jadi namanya uang apa dong kalau gitu? Ish..ish..ish…
Menanggapi hal tersebut, Direktur Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM, Zainal Arifin Mochtar pun meminta agar KPU menindaklanjuti kasus ini. Soalnya, dalam UU Pemilu jelas ada larangan memberikan mahar politik.
Yup, eike setuju banget deh. Usut tuntas aja. Gimana demokrasi negeri kita mau maju kalau masih menganggap mahar politik sebagai suatu hal yang lumrah? Bener nggak gaes?
Hmm, tapi kalau misalnya ternyata hal tersebut terbukti benar, kalian juga harus siap kehilangan calon wakil presiden tampan nan milenial Sandiaga Uno, ya. Kenapa nggak? Kan demi Indonesia yang lebih baik. Uwuwuwuwuw…(E36)