HomeCelotehTumben TKN dan BPN Kompak

Tumben TKN dan BPN Kompak

“Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar. Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.” ~WS Rendra


PinterPolitik.com

[dropcap]T[/dropcap]anggal 17 Februari mendatang kita akan kembali menonton debat kandidat yang akan disiarkan secara langsung di beberapa tv nasional. Ada yang sudah punya rencana ingin nobar? Jadi kalau ternyata debatnya berjalan receh seperti kemarin, kan masih ada teman untuk main UNO atau ngegosip. Wkwkwkwk.

KPU kemarin sudah sempat bilang, insyaallah debat kedua akan berjalan lebih seru dan nggak bully-able. Soalnya beberapa format debat akan diganti sesuai dengan masukan yang diberikan masyarakat setelah debat perdana kemarin. Ya, semoga saja nggak mengecewakan lagi.

Berbeda dengan debat kemarin, debat yang akan datang nggak akan diberikan kisi-kisi. Jadi semua pertanyaannya benar-benar tertutup. Dijawabnya juga secara spontan, nggak hafalan kayak kemarin. Berasa lagi ujian praktik pidato. Wkwkwkwk.

Kedua kubu pasangan calon mengaku setuju dengan perubahan tersebut. Malah baik pihak TKN dan BPN meminta, kalau perlu nggak usah diperbolehkan bawa contekan sekalian. Biar kemampuan nalar para kandidatnya lebih teruji.

Harus ada yang istimewa di debat Pilpres. Karena momennya untuk memilih pemimpin istimewa... Share on X

Edededeh, tumben ya pada kompak. Tapi ya kali deh mau benar-benar lepas contekan? Sombong banget ya. Nanti kalau mau ngasih data berupa angka, tanggal, dan lain-lain gimana? Emang yakin para kandidat bisa hafal semua?

Atau mau milih debat tanpa data? Jangan dong? Nanti namanya bukan debat capres lagi, tapi debat kusir. Kalau gitu nggak usah repot-repot milih panelis debat, biar Tretan Muslim dan Coki Pardede aja. Passs….

Debat kandidat itu harus diisi penuh dengan gagasan, visi dan misi dari tiap kandidat. Terus kalau mau saling adu argumen juga harus pakai data. Biar nggak jadi hoaks. Nggak ada lagi kegaduhan seperti ketika ada kabar tujuh surat suara tiga kontainer. Atau soal selang cuci darah yang dipakai berjamaah. Hehehe.

Yaa, tapi kita luruskan dulu nih, yang boleh dibawa ke atas panggung debat itu cuma contekan, bukan naskah pidato. Harap dibedakan. Dengan begitu, mudah-mudahan para kandidat bisa lebih konsentrasi menyimak pertanyaan dan jawabannya pun juga lebih orisinil. Bukan buatan tim debat.

Baca juga :  Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

Waahh, eik jadi makin nggak sabar nih dengan debat kedua nanti. Ingin membuktikan gitu loh, kemarin itu ketidaknyambungan para kandidat dalam menjawab soal dan tanggapan itu karena IQ rendah atau karena terlalu terpaku pada hafalan? Hiya, hiya, hiya…. (E36)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Abdi Negara Terbelenggu Kemiskinan?

"Oemar Bakri, Oemar Bakri, pegawai negeri…” ~Lirik Lagu Oemar Bakri -  Iwan Fals PinterPolitik.com Jadi pegawai negeri itu merupakan impian banyak orang. Pokoknya jadi PNS itu...

Luhut Panjaitan Memeluk Orba

"Luka tidak memiliki suara, sebab itu air mata jatuh tanpa bicara." ~Dilan 1990 PinterPolitik.com Orde Baru masih menjadi sejarah yang amat menakutkan dari sebagian besar masyarakat....

Ma’ruf Amin yang Terbuang?

"Sebagai kekasih, yang tak dianggap aku hanya bisa mencoba mengalah. Menahan setiap amarah…” ~Lirik Lagu Kekasih yang Tak Dianggap – Kertas Band PinterPolitik.com Jika di dunia...