Hari ini, Rabu (17/1), Presiden Joko Widodo akhirnya melakukan pergantian menteri di kabinetnya.
PinterPolitik.com
“Nggak usah berpikir terlalu jauh, ini tugas manusiawi. Saya sendiri juga nggak ngerti.” ~ Jend (Purn) Moeldoko
[dropcap]S[/dropcap]etelah kecele berkali-kali dengan isu reshuffle atau perombakan menteri di Kabinet Kerja, hari ini, akhirnya terjawab juga. Mungkin karena Presiden Jokowi sudah enggak bisa ngeles lagi setelah Khofifah Indar Parawansa menyerahkan surat pengunduran dirinya secara resmi.
Dari berbagai isu yang berhembus lalu, prediksi bahwa Idrus Marham akan menggantikan posisi Khofifah sebagai Menteri Sosial, ternyata menjadi kenyataan. Hanya saja yang mengejutkan, ternyata Jokowi juga mengganti Kepala Staf Kepresidenan (KSP).
Sontak banyak orang pun bertanya-tanya, mengapa ya Teten Masduki yang selama ini terlihat anteng-anteng aja, malah diganti sama Jenderal (Purn) Moeldoko. Ada apa ya dibalik penggantian ini? Apa Pak Jokowi ada masalah dengan pakar ekonomi yang konon dekat dengan Megawati ini?
Selamat atas Pelantikan & Selamat bekerja untuk :
1. Kepala Staf Kepresidenan @GeneralMoeldoko
2. Menteri Sosial @IdrusMarham5
3. Wantimpres Agum Gumelar
4. KSAU Marsdya Yuyu Sutisna pic.twitter.com/0J9zqJuldl— ERvan#Jokowi2Periode (@BosErvan) January 17, 2018
Ternyata, seperti kata Pak Moel, ga usah mikir terlalu jauh lah. Karena faktanya, Teten emang enggak bakal kemana-mana. Dia bakal tetap di istana juga, cuma jabatannya aja yang berubah jadi Koordinator Staf Khusus Presiden. Woooh, jadi Presiden bukan hanya menukar, tapi juga menambah!
Pertanyaan selanjutnya, kok Pak Moel yang seorang jenderal militer malah dikasih jabatan sebagai KSP ya? Terus dihari yang sama, Jokowi juga mengangkat Jenderal (Purn) Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), menggantikan posisi Hashim Muzadi yang wafat beberapa bulan lalu.
Berkumpulnya para purnawirawan jenderal di istana ini, jadi sebuah pertanyaan tersendiri lagi. Apakah Jokowi sedang berupaya ‘menguasai’ kekuatan militer dari para purnawirawan jenderal ini? Memulai tahun politik, bisa jadi Jokowi memang berupaya ‘mengamankan’ posisinya dari kemungkinan adanya “serangan lawan”.
Serangan lawan? Widih, udah kayak mau perang aja. Tapi kalau dipikir-pikir, bisa jadi sih. Secara lawan Jokowi juga berasal dari militer. Selain itu, sebagai presiden yang berasal dari sipil, keahlian strategi militer yang dimiliki oleh para jenderal ini, tentu akan sangat membantu dalam pertarungannya nanti. Pemikirannya jauh juga ya. (R24)