HomeDuniaJaminan Kesehatan : Trump vs Obama

Jaminan Kesehatan : Trump vs Obama

Ketua AHA, Rick Pollack, yang asosiasinya mewakili 5.000 rumah sakit, dalam suratnya ke Kongres AS menyampaikan bahwa upaya mengkaji isi RUU Layanan Kesehatan AS itu “sangat terhambat” oleh tidak adanya perkiraan anggaran yang jelas dari Badan Anggaran Kongres.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]P[/dropcap]emerintahan Presiden Donald Trump memenuhi janjinya pada masa kampanye, yakni menyiapkan pengganti undang-undang yang mengatur asuransi kesehatan masyarakat AS, yang disebut Obamacare. Rancangan undang-undang itu pun disosialisasikan. Pada saat kampanye tahun lalu, Trump berjanji akan menghapus Obamacare, karena dinilai tarif premi terus naik dan kurang variatif.

Tetapi, Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diajukan Partai Republik dan didukung oleh Presiden Trump itu ditentang oleh Asosiasi Rumah Sakit Amerika Serikat (AHA). Mereka khawatir, jka RUU itu diberlakukan, kaum miskin akan kehilangan asuransi.

Merujuk berita media, Ketua AHA, Rick Pollack, yang asosiasinya mewakili 5.000 rumah sakit, dalam suratnya ke Kongres AS menyampaikan bahwa upaya mengkaji isi RUU Layanan Kesehatan AS itu “sangat terhambat” oleh tidak adanya perkiraan anggaran yang jelas dari Badan Anggaran Kongres. Perkiraan berapa besar biaya yang harus ditanggung warga AS untuk layanan kesehatan, sesuai dengan yang tertera dalam RUU, belum dirilis.

Menurut Pollack, rencana itu “akan mengakibatkan pengurangan besar-besaran terhadap program-program yang menyediakan layanan untuk kalangan penduduk paling rentan.

Selain AHA, para dokter yang tergabung dalam Asosiasi Medis AS juga mendesak Kongres untuk mempertimbangkan ulang langkah pengurangan asuransi bagi kaum miskin.

Akan halnya Asosiasi Kaum Pensiunan AS (AARP), sebuah kelompok lobi untuk kalangan manula, menyatakan, program asuransi Medicare yang diajukan Partai Republik akan memangkas anggaran kesehatan untuk kaum jompo.

Mengenai pokok-pokok rencana dalam RUU Layanan Kesehatan, yang  kita sebut saja “Trumpcare”, adalah pembatasan anggaran federal untuk layanan kesehatan bagi  kalangan berpendapatan rendah; penghapusan persyaratan yang mewajibkan semua orang harus memiliki asuransi; dan penghapusan subsidi dengan kredit pajak.

Pandangan berbeda dikemukakan oleh Ketua DPR AS, Paul Ryan. Ia menyanjung RUU tersebut dan menyebutnya sebagai “daftar keinginan kalangan konservatif” dan “reformasi konservatif yang menarik dan monumental” Ia berkata: “ Inilah yang selama ini kami impikan.”

Rancangan Undang-undang ini  harus mendapat dukungan penuh kubu Republik di parlemen supaya lolos. Namun, belum jelas apakah semua figur Partai Republik menyokong RUU tersebut.

Mendesak Partai Demokrat

Untuk menggolkan RUU Layanan Kesehatan itu, Presiden Donald Trump juga  mendesak Partai Demokrat untuk bekerja bersama Partai Republik di Kongres guna menggantikan program kesehatan Affordable Care Act (ACA), nama asli untuk Obamacare.

Paul Ryan, House Leaders dari American Health Care Act. (Foto: www.politico.eu)

Berkali-kali Trump menyebutkan bahwa Obamacare sebagai warisan “bencana” dari pendahulunya, Barack Obama. Untuk itu, dia meminta para pejabat di Kongres mengadopsi lima poin utama untuk menggantikan Obamacare.

Pada Pidato Kenegaraan di Kongres di Washington DC, 28 Februari 2017, Trump meminta Kongres menggantikan Obamacare dengan reformasi yang akan memperluas pilihan, peningkatan akses, pengurangan biaya dan pada  waktu yang bersamaan menyediakan layanan kesehatan yang lebih baik.

“Obamacare mulai runtuh – kita harus bergerak cepat unuk melindungi semua warga Amerika. Aksi nyata bukan pilihan – itu adalah keharusan,” kata Trump, seperti dikutip CNBC.

Bertitik tolak dari itulah dia meminta semua pejabat Demokrat dan Republik di Kongres untuk bekerja bersama pemerintah untuk menyelamatkan Amerika dari bencana Obamacare.

Berikut lima poin utama yang diungkapkan Trump untuk program pengganti Obamacare.

Pertama, memastikan orang dengan pre-exiting condition (sudah mengidap penyakit tertentu sebelum ikut asuransi) mendapatkan jaminan “akses” asuransi kesehatan, dan proses transisi stabil bagi orang-orang yang sudah memiliki jaminan kesehatan.

Kedua, memberikan kredit kepada orang-orang yang sudah membeli asuransi kesehatan secara mandiri dan memperluas tabungan kesehatannya untuk membantu membayar biaya perlindungannya, dan juga fleksibilitas mengenai rancangan asuransi mereka.

Ketiga, memberikan negara “sumber daya dan fleksibilitas” dalam program Medicaid “untuk memastikan tidak ada orang yang terlewat.” Medicaid diprioritaskan untuk orang-orang tak mampu.

Keempat, reformasi sistem hukum untuk melindungi dokter dan pasien “dari biaya-biaya tak perlu”, yang menaikkan biaya asuransi, dan juga menurunkan harga obat-obatan mahal.

Kelima, menciptakan pasar asuransi nasional yang dapat membuat perusahaan asuransi menjual produk mereka ke seantero negara bagian.

Berbeda dari Obamacare, jika UU layanan kesehatan yang baru diberlakukan, maka setiap warga AS harus membeli polis asuransi agar mendapatkan jaminan kesehatan sesuai  kemampuan masing-masing.

Perbedaan itu menuai kritik dari kubu Partai Demokrat, apalagi akan diberlakukannya penalti jika ada warga yang menolak untuk membeli asuransi layanan kesehatan tersebut.

Sebelumnya, Obamacare amat populer di banyak negara bagian, termasuk yang banyak pendukung dari Partai Republik. Obamacare berhasil memberi jaminan asuransi kesehatan bagi sekitar 20 juta warga AS yang tak memiliki asuransi kesehatan berkat subsidi dari pemerintah.  Jika Obamacare dihapuskan, hilang pula jaminan kesehatan yang sempat mereka nikmati. Namun, pada sisi lain, jika Obamacare dihapuskan, beban anggaran pengeluaran pemerintah bisa ditekan.

Dikukuhkan 2012

Apa Obamacare? Obamacare adalah Undang Undang Layanan Kesehatan yang lolos di Kongres Amerika dan ditandatangani oleh Presiden Obama pada 2010 dan dikukuhkan  Mahkamah Agung AS, pada 2012.

Resminya bernama “The Patient Protection and Affordable Care Act of 2010” (ACA atau Undang Undang Perlindungan Pasien dan Layanan Kesehatan yang Terjangkau). Nama Obamacare diciptakan oleh pengkritik Presiden Obama dalam usahanya mereformasi sistem layanan kesehatan itu.

Pokok-pokok terpenting dari Obamacare adalah setiap warga legal di Amerika wajib memiliki asuransi kesehatan mulai 1 Januari 2014 atau kena denda saat membayar pajak tahunan dengan IRS pada  2015. Jika Anda sudah punya asuransi kesehatan, anda bisa saja mempertahankannya. Atau, Anda bisa membandingkan asuransi kesehatan lain yang mulai membuka pendaftaran 1 Oktober 2013.

Di bawah Obamacare, semua asuransi kesehatan harus menawarkan 10 manfaat kesehatan utama, berupa perawatan, pencegahan. Juga, orang-orang dengan “pre-existing condition” tidak boleh ditolak ketika membeli asuransi kesehatan. (anak-anak tahun 2010, dewasa 2014).

Pendeknya, perusahaan asuransi kesehatan di Amerika tidak bisa menolak orang sakit yang mau membeli asuransi kesehatan. Orang tua bisa memasukkan anaknya yang maksimum berumur 26 tahun di asuransi kesehatan mereka.

Keuntungan Obamacare adalah mengurangi harga layanan kesehatan secara keseluruhan dengan membuat harga asuransi kesehatan terjangkau untuk lebih banyak orang di Amerika. Ini karena asuransi kesehatan bisa menjangkau dua kelompok yang sebelumnya tidak punya jaminan kesehatan.

Pertama, anak-anak muda yang umumnya sehat. Ini mengurangi ongkos secara keseluruhan. Karena mereka membayar asuransi, tapi jarang ke dokter.

Kedua, asuransi kesehatan akan menjangkau orang-orang yang biasanya menjadi “langganan” UGD (Unit Gawat Darurat). Sebelum UU Kesehatan, hanya sejumlah orang dengan kategori berikut yang bisa mendapatkan layanan kesehatan terjangkau:

Kekurangan utama Obamacare, naiknya ongkos layanan kesehatan dalam jangka pendek. Ini karena untuk pertama kalinya banyak orang akan memperoleh perawatan untuk pencegahan penyakit. Ini bisa mengarah pada perawatan penyakit yang tidak ketahuan dan bisa menaikkan biaya Obamacare pada permulaan. Ini menurut Study on Preventive Health Care, CBO.

Kekurangan lain adalah terhadap individu dan bisnis yang harus membayar pajak lebih tinggi. Juga, sekitar 3-5 juta pekerja bisa kehilangan asuransi kesehatan yang sekarang disediakan perusahaannya. Itu karena sejumlah perusahaan menganggap lebih hemat jika pegawainya membeli asuransi kesehatan sendiri dan membayar denda.

Bekerja Cepat

Dengan disosialisasikannya RUU Layanan Kesehatan AS dapat pula dipetik salah satu kesimpulan bahwa tim Presiden Trump cepat bertindak dan menawarkan  rancangan yang sesuai dengan keiginan presiden. Sedang menyangkut mana yang lebih cocok untuk Amerika, apakah “Obamacare” atau “Trumpcare” tentu harus diuji oleh waktu.

Yang dapat kita perkirakan adalah tim penyusun rancangan undang-undang sudah mengkaji “plus-minus” poin-poin pelayanan yang baru, terutama dalam upaya memperingan beban rakyat berpenghasilan rendah.

Fenomena ganti pimpinan ganti pula kebijakan memang tidak dapat dihindarkan, karena setiap era kepemimpinan tentu akan mengedepankan programnya agar tercapai visi dan misi. Tetapi, dalam konteks ini hendaknya yang menjadi pedoman adalah manfaat dari kebijakan itu untuk kepentingan orang banyak, bukan untuk kelompok atau partai politiknya. (Berbagai sumber/E19)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...