HomeDuniaTrump Segera Deportasi Imigran Ilegal

Trump Segera Deportasi Imigran Ilegal

Walau perintah eksekutif mengenai imigrasi yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS) telah ditunda pelaksanaannya oleh pengadilan federal, Donald Trump ternyata mencari cara lain untuk mendeportasi dan mengurangi masuknya imigran ke AS.


pinterpolitik.com

WASHINGTON – Menteri Keamanan Negara John Kelly, Selasa (21/2) waktu setempat, mengeluarkan dua memo baru yang menekankan pemberlakuan Keppres Presiden Donald Trump untuk menghentikan masuknya pemohon suaka, sementara mendeportasi imigran gelap yang ada di Amerika.

Dokumen yang dikeluarkan Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika (DHS) ini, memperluas daftar prioritas bagi imigran yang langsung dideportasi, dengan merekrut ribuan agen penegak hukum dan menugaskan pihak berwenang setempat untuk bertindak sebagai petugas imigrasi guna menjalankan UU imigrasi.

Kebijakan yang “berlaku secepatnya” ini, kemungkinan akan menjadi “deportasi massal” karena diperkirakan ada sekitar 750 ribu imigran gelap di AS. Apalagi memo ini juga berlaku untuk semua warga asing yang bisa dideportasi, kecuali bagi imigran anak-anak yang datang ke Amerika karena mendapat program perlindungan DACA, perlindungan pencegahan bagi anak-anak yang dibuat Presiden Obama.

Keluarnya dua memo ini langsung dikecam oleh para aktivis Hak Azasi Manusia (HAM), mereka mengatakan kalau kebijakan imigrasi baru pemerintahan Trump dimaksudkan untuk menciptakan kekejaman terhadap jutaan keluarga imigran di seluruh Amerika.

“Secara virtual, setiap imigran sekarang menjadi prioritas penahanan dan deportasi. Jumlah agen imigrasi dan perbatasan akan meningkat drastis dan diberi kekuasaan untuk beroperasi tanpa batasan hukum,” kata Joanne Lin penasehat senior legislatif Serikat Kebebasan Sipil Amerika.

Tudingan tersebut dibantah Kelly, menurutnya langkah ini diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang meliputi sumber daya pemerintah. “Peningkatan imigrasi ilegal di perbatasan selatan telah berkembang di luar kapasitas badan federal dan sumber dayanya, serta menciptakan kerentanan keamanan nasional untuk Amerika Serikat,” ujarnya, seperti dikutip AFP.

Baca juga :  Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Memo ini juga memuat pendekatan yang lebih keras terhadap para pencari suaka di AS. Melalui kebijakan ini, pemerintah AS memberikan diskresi luas untuk para petugas suaka dengan membiarkan mereka menentukan pemohon mana yang mempunyai peluang besar untuk diloloskan pengadilan.

Bagi beberapa orang, Amerika dulu adalah “negara impian” karena menawarkan jutaan harapan untuk mendapatkan kehidupan sejahtera. Kini, kesan itu benar-benar akan dihancurkan oleh Presiden Trump. Korbannya adalah mereka yang harus menderita karena terusir dari rumah dan keluarga yang telah mereka bangun di AS.

Untuk membangun negara yang hebat, haruskah dengan kebijakan yang sekejam ini? (Berbagai sumber/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...