HomeDuniaTrump Larang Refugee Masuk AS

Trump Larang Refugee Masuk AS

Kecil Besar

Dalam kicauannya di Twitter Selasa lalu, Trump berkata:

“Besok adalah hari besar yang sudah direncanakan (Amerika) untuk KEAMANAN NASIONAL. Di antara banyak hal, kita akan membangun tembok (negara)!”


pinterpolitik.com – Kamis, 26 Januari 2017.

WASHINGTON – Dilansir dari berbagai media internasional, Presiden Donald Trump diperkirakan segera menandatangani executive order atau Keputusan Presiden mulai Rabu waktu setempat di Amerika Serikat. Di dalamnya memuat larangan sementara masuknya refugee ke Negeri Paman Sam tersebut, selain itu ada serangkaian penangguhan pemberian visa untuk beberapa warga negara Suriah, enam negara Timur Tengah dan Afrika. Hal ini disampaikan oleh para anggota Kongres dan para pakar imigrasi yang telah dibriefing sebelumnya.

Rabu ini diperkirakan Pemerintah AS akan mengeluarkan aturan dan berbagai larangan menyangkut masuknya pengungsi ke AS, kecuali kaum minoritas agama yang melarikan diri karena kasus hukum. Peraturan ini masih bersifat sementara dan akan diterapkan secara fix serta lebih agresif saat sudah dituntaskan nantinya. Sumber-sumber mengatakan kepres-kepres itu akan ditandatangani Rabu ini.

Kepres itu akan meliputi larangan menerbitkan visa untuk siapa pun yang berasal dari Suriah, Irak, Iran, Libya, Somalia, Sudan dan Yaman, kata para anggota Kongres dan pakar yang ‘meminta’ namanya tidak diungkapkan. Pengaturan keamanan borderline akan bertitik fokus dalam pembuatan tembok perbatasan dengan Meksiko dan langkah-langkah lain untuk mengurangi jumlah imigran ilegal yang tinggal di dalam Amerika Serikat.


Wewenang Penuh Presiden AS Terhadap Imigran

Setelah Trump mempertimbangkan aturan-aturan keamanan perbatasan yang diperketat, dia akan beralih ke masalah pengungsian sesegera mungkin dalam kurung waktu seminggu.

Stephen Legomsky yang pernah memangku jabatan pada Dinas Kependudukan dan Imigrasi di bawah pemerintahan Barack Obama mengatakan bahwa presiden AS memiliki wewenang untuk membatasi masuknya pengungsi dan penerbitan visa kepada negara tertentu jika pemerintahan AS menganggapnya penting demi keamanan nasional AS.

Baca juga :  Perang Tarif, Xi Jinping Santuy?
Dr. Stephen H. Legomsky, Profesor Fakultas Hukum Universitas Washington di St. Louis.

“Dari sudut pandang hukum, kewenangan itu memang ada dalam wilayah hukum presiden,” kata Legomsky, selaku profesor Fakultas Hukum Universitas Washington di St. Louis.

“Namun dari sudut pandang politis, langkah itu membahayakan, karena saat ini ada kebutuhan kemanusiaan yang mendesak bagi para pengungsi.”

Trump juga akan menandatangani keputusan pemblokiran visa untuk keenam negara Timur Tengah dan Afrika itu. Kementerian Luar Negeri akan diperintahkan menghentikan penerbitan visa kepada mereka.

Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Dalam Negeri akan memperketat proses pemeriksaan masuknya warga dari semua negara ke Amerika. Semua lembaga juga sedang menyelesaikan sistem Identifikasi Biometrik bagi warga non-Amerika yang masuk dan tinggal di sana.

Trump bersama calon jaksa agung, Jeff Session, saat ini sebagai senator, telah sepakat berfokus pada pengetatan masuk bagi warga asing yang datang sebagai pengungsi, di mana kehadiran mereka dianggap sebagai ancaman bagi negara itu.

Dalam kampanye pemilihan presiden, Trump telah mengajukan ide untuk sementara waktu melarang muslim masuk ke Amerika Serikat demi melindungi warganya dari serangan teror berkedok agama.

Trump juga berjanji akan membangun tembok di perbatasan Amerika-Meksiko untuk mencegah masuknya imigran asing. Selain itu, dia akan mendeportasi para imigran tak berdokumen resmi yang saat ini tinggal di Amerika.


Bagaimana proses masuknya Refugee yang ditolak Trump?

Refugee (pengungsi) yang ditolak Trump harus telah lolos proses seleksi United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). UNHCR telah bekerja di Indonesia sejak tahun 1979 sebagai tempat perlindungan bagi para Pengungsi dan Pencari Suaka yang tidak mendapatkan perlindungan efektif dari negara tempat mereka berasal.

Perlindungan UNHCR dimulai dengan memastikan bahwa Pengungsi dan Pencari Suaka terlindung dari refoulement (yaitu dari pulang mereka dipaksa ke negara asalnya di mana kehidupan, atau kebebasan mereka mungkin dalam bahaya sebagai akibat dari penganiayaan).

Baca juga :  Prabowo & Trump Alami "Warisan" yang Sama?
Seorang anggota staf UNHCR meregistrasi keluarga pengungsi sehingga mereka dapat bergerak dari Kibati IDP. (Foto: www.unhcr.org)

Perlindungan Pengungsi selanjutnya meliputi proses verifikasi individual dan identitas Pencari Suaka untuk tujuan pendaftaran dan penerbitan dokumentasi masing-masing. Terdaftar Pencari Suaka akan memiliki klaim mereka untuk Pengungsi bahwa pengakuan statusnya benar-benar dinilai oleh UNHCR dalam apa yang dikenal sebagai Prosedur Penentuan Status Pengungsi (RSD). Banyak  faktor yang mengakibatkan para Pengungsi dan Pencari Suaka dinilai tidak mendapatkan haknya secara penuh, yaitu karena para sebagian besar dari mereka tidak mendapatkan informasi, koneksi dan bantuan lain dari dunia luar, ibarat terisolasi atau benar-benar dibatasi.

Dari proses seleksi ini bisa terlihat jerih payah para Pencari Suaka yang benar-benar membutuhkan pertolongan atau memiliki maksud lain, hal itu sudah menjadi bagian dari investigasi. Banyak yang menilai keputusan Trump sangat timpang, tidak dibatasi oleh kebijakan yang rasional, tetapi cenderung ke arah emosional dengan standar meningkatkan ‘kualitas kemanan’ Amerika secara apatis. Hal tersebut bisa dikatakan berdasarkan fakta, karena belum adanya refugee yang dicurigai lolos dari proses UNHCR dan ditetapkan menjadi teroris, belum ada. (istimewa/A11)

spot_imgspot_img

#Trending Article

PHK Indonesia, Waspada Sindrom Katak Rebus? 

Bahaya PHK masih terus mengancam Indonesia. Bagaimana kita bisa mengambil pelajaran besar dari permasalahan ini? 

The Tale of Budi Gunawan

Kehadiran Budi Gunawan dalam pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu lingkar elite yang berpengaruh.

How About Dasco’s Destiny?

Peran, manuver, serta konstruksi reputasi Sufmi Dasco Ahmad kian hari seolah kian membuatnya tampak begitu kuat secara politik. Lalu, mengapa itu bisa terjadi? Serta bagaimana peran Dasco dalam memengaruhi dinamika politik-pemerintahan dalam beberapa waktu ke depan?

Prabowo & Trump Alami “Warisan” yang Sama?

Kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) jadi sorotan dunia. Mungkinkah ada intrik mendalam yang akhirnya membuat AS terpaksa ambil langkah ini?

Didit The Peace Ambassador?

Safari putra Presiden Prabowo Subianto, Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit, ke tiga presiden RI terdahulu sangat menarik dalam dinamika politik terkini. Terlebih, dalam konteks yang akan sangat menentukan relasi Presiden Prabowo, Joko Widodo (Jokowi), dan Megawati Soekarnoputri. Mengapa demikian?

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

More Stories

UMKM Motor Ekonomi Dunia

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara berkembang seperti Indonesia...

Jembatan Udara Untuk Papua

PinterPolitik.com JAKARTA - Pemerintah akan memanfaatkan program jembatan udara untuk menjalankan rencana semen satu harga yang dikehendaki Presiden Joko Widodo. Menurut Kepala Pusat Penelitian dan...

Kekerasan Hantui Dunia Pendidikan

PinterPolitik.com Diklat, pada umumnya dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian serta etika kepada anggota baru. Namun kali ini, lagi-lagi Diklat disalahgunakan, disalahfungsikan, hingga...