Tommy Soeharto sekali lagi menyentil Jokowi mengenai jumlah utang yang menggunung. Lho, Tommy lagi lupa diri ya?
PinterPolitik.com
“Tapi mungkin, manusia terlalu angkuh dan sombong, hingga akhirnya lupa diri dan membuat fakta berjalan dengan distorsi, penuh manipulasi, dan seringkali iri hati.” ~ Cynthia Febrina
[dropcap]S[/dropcap]ebagai pendatang baru, Partai Berkarya memang mengejutkan banyak pihak karena mampu melalui verifikasi KPU, sehingga dinyatakan dapat bertanding di Pemilu Legislatif (Pileg) tahun depan. Orang yang paling bahagia dengan keberhasilan ini, tentu saja Tommy Soeharto yang tak lain adalah pendirinya.
Putra bungsu presiden kedua negara ini, sepertinya punya ambisi meneruskan keinginan bapaknya. Sebagai mantan putra mahkota Orde Baru, Tommy disinyalir sempat diharapkan Soeharto untuk menjadi penggantinya. Walau sang smiling general tersebut sudah tiada, namun sepertinya wasiat itu masih berusaha dipegang putranya.
Setelah berkali-kali gagal berlaga sebagai ketua umum di Partai Golkar, Tommy pun memutuskan membangun Partai Berkarya yang nyaris seperti kloning Golkar. Dengan partai besutannya sendiri, ia berharap citra sang ayah akan mampu menghipnotis masyarakat dan menjadikannya salah satu petinggi di negeri ini.
Tapi bagaimana cara supaya dapat perhatian? Sepertinya, Tommy belajar pada Fahri Hamzah dan Fadli Zon mengenai strategi ini. Apalagi kalau bukan dengan mengkritik pemerintah? Menyerang presiden yang berkuasa adalah cara mudah mendapatkan pemberitaan, apalagi “nilai berita” namanya juga menunjang untuk melakukannya.
Sebelum Tommy Soeharto kritik hutang negara, ini faktanya:
Soeharto 57.7% terhadap Produk Domestik Bruton (PDB),
Habibie 85.4%
Gusdur 88.7%
Mega 61.6%
SBY 30.3%
Jokowi 27.5%Jaga congornya dulu sblm kritik. Atau memang gak becus matematika-nya? Hadehhttps://t.co/PuW1z7bqq5
— #NKRI (@SammiSoh) February 20, 2018
Maka, setelah resmi akan bertarung di 2019 nanti, Tommy pun melancarkan kembali serangannya mengenai utang Indonesia yang semakin menumpuk itu pada Jokowi. Hmmm, kira-kira bijak ga ya, Tommy mengungkit-ungkit tentang utang? Kan bapaknya juga yang mengawalinya.
Bahkan sebagian utangnya, bukan untuk kesejahteraan rakyat, tapi kesejahteraan pribadi dan para kroni. Buktinya, dana Yayasan Supersemar saja sampai ikut ditilep segala. Waduuh, kenapa pake ungkit-ungkit itu sih, mungkinkah Tommy lagi lupa diri saking bahagianya bisa ikutan Pemilu nanti? Hmm.
Herannya lagi, Tommy juga menyatakan kalau pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia cuma bikin utang negara makin numpuk aja. Oh heelllooowww, Soeharto itu bangun negara emangnya pakai duit siapa ya? Ah, terserahlah. Kalau diingetin nanti jadi sasaran tembak lagi. Jangan-jangan, nanti pulang cuma tinggal nama lagi. Hadeeeuuh, apa jadinya negeri ini. (R24)