“Akan tetapi, betapa pun, pandangan dunia luar, maka terhadap persoalan apakah aku akan menjadi komunis atau tidak, jawabnya ialah: Tidak.” ~ Bung Karno
PinterPolitik.com
[dropcap]A[/dropcap]pa kalian tahu pada masa kepemimpinan ayahnya Ketua Umum Partai Berkarya alias Hutomo Mandala Putra atau Tommy Suharto, ada kebijakan yang mewajibkan masyarakat menonton film G 30S/PKI?
Nah, sejak Tommy memimpin Partai Berkarya ternyata juga ada nih kebijakan seperti itu. Apa mungkin ya Tommy sangat terobsesi menjadi seorang diktator juga seperti ayahnya? Eh sebentar gengs, itu yang diktator kata para aktivis loh gengs, bukan kata eyke! Weleh-weleh.
Balik ke topik ya gengs, jadi kalian tidak usah bingung soal kenapa Partai Berkarya menggelar nonton bareng Film G30S/PKI di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail. Kalian baru boleh bingung jika mereka alias Partai Berkarya menggelar nonton bareng film “Jagal”! Wkwkwk, kalian tahu kan betapa bertolakbelakangnya film Jagal dibandingkan film G30S/PKI? Ihh… ngeri ya cuy!
Tapi intinya kegiatan yang dilaksanakan Partai Berkarya memutar dan nonton bersama film G30S/PKI hanya bertujuan memperingati peristiwa 30 September 1965 yang katanya mengerikan cuy.
Pada pemutaran film itu tidak hanya dihadiri oleh Tommy aja gengs. Sang saudari Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Suharto juga menyempatkan waktunya untuk nonton film itu gengs. Apa di antara kalian ada yang ikut juga nonton ke sana? Kalau ada, ketahuan deh kalian kadernya Partai Berkarya. Ahahaha.
Hmmm, oh iya apa, di antara kalian memiliki pertanyaan sama kayak eyke? Iya gengs, sebenarnya eyke juga bingung Partai Berkarya buat acara ini hanya sekedar memperingati G30S/PKI atau punya tujuan politik? Lah nanya ‘kok bisa’? Weleh-weleh.
Masa kalian lupa sih sama kampanye hitam bahwa Jokowi berasal dari keluarga PKI? Masa kalian juga lupa sih kalau Tommy sudah gabung di koalisi Prabowo-Sandi? Nah, jadi mungkin aja dong Tommy buat acara ini bertujuan untuk menakut-nakuti rakyat akan bahayanya rezim Jokowi yang katanya PKI itu. Betul apa betul? Atau gimana nih gengs?
Ah dari pada pusing mikirin maksud Tommy itu apa, terus pusing mikirin Jokowi PKI atau bukan, mending kita pusing mikirin ungkapan Lee Kuan Yew soal keadilan:
“Saya harus memenjarakan lawan, tanpa pengadilan, baik komunis, chauvinis, atau ekstremis agama. Jika saya tidak melakukannya, negara ini akan hancur.” Share on X(G35)