“Hari ini aku tidak akan memikirkan makna luhur dari tulisanku. Aku hanya akan menulis kalimat berikut, dan berikutnya.” ~ Robert Stone
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]eluruh jajaran tim kampanye Jokowi-Ma’ruf dilarang melakukan praktik kampanye negatif terhadap kandidat lain. Anggota tim kampanye yang melanggar akan dikenakan sanksi.
Hmmm, yakin enggak akan ada kampanye negatif? Iklan shampoo saja melakukan hal demikian dan nyinggung produk lain, masa sih kampanye buat jadi presiden terhindar dari isu negatif? Ahahaha.
Kalau kata Anggun ‘melambung jauh terbang tinggi’ dalam satu iklan shampoo-nya:
“Aku diminta jadi duta shampoo lain? Hah! Wkwkwk! Nanti ketombe balik lagi dong? Uppss…”
Nah, mungkin ini perkataan dari tim sukses Jokowi di Pilpres 2019 saat diminta untuk kampanye positif tentang Prabowo:
“Aku diminta baik-baikin Prabowo? Hah! Wkwkwk! Nanti malah dibilang mendukung Indonesia makin otoriter dan kapitalis lagi. Uppss…”
Bercanda ya ehehehe.
Intinya menurut Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, Hasto Kristiyanto jajaran timnya dilarang berbicara negatif tentang Prabowo-Sandi. Jadi bicaranya yang positif-positif saja. Begini ya contohnya:
Projo: “Jangan sampai kalian menyebarkan isu kalau Prabowo diktaktor dan gak becus jadi pemimpin ya! Begitupun dengan Sandi, jangan sampai kita bilang kalau doi pemimpin gagal di Jakarta dan tidak amanah. Apalagi kalau kita sampai bilang Sandi kapitalis, terus sebarin fakta kalau Sandi itu banyak bicara, tapi kerja enggak ada! Awas ya enggak boleh loh!”
Agen Projo: “Ok siap, jadi intinya saya sebarin kalau Prabowo itu enggak diktaktor, tapi kurang demokratis. Terus untuk Sandi, orangnya pro rakyat tapi sedikit kapitalis, abis itu Sandi juga orangnya bukan pendiam, kerjanya bagus, tapi belum terbukti. Gitu ya kira-kira cuy?” Wkwkwkwk.
Oh iya, Hasto juga bilang pemikiran dan tindakan negatif hanya menghasilkan efek destruktif pada masa depan bangsa, termasuk juga penyebaran hoaks yang akan menjadi racun peradaban bangsa dan mematikan alam pikir demokrasi Pancasila. Widih.
Bukannya ideologi Pancasila zaman partai wong cilik berkuasa ini enggak kelihatan juga realisasinya pak? Berani-beraninya singgung Pancasila, dimarahin ayahnya ketum loh! Katanya Marhaenisme sayap kiri, kok sistem yang dibangun neolib abis pak? Uppsss..
Gimana menurut kalian? Apakah yakin rezim sekarang Pancasila banget? Atau rezim sekarang Pancasila aja?
Ah bodo amat deh, mau Pancasila kek, mau neolib kek, mau Demokrasi Pancasila kek, apaan aja deh terserah elite politik. Kita mah apa atuh, cuman rumput kering yang biasa terhempas angin sorga doang! Ckckck.
Yang penting mah 2019 enggak ada kampanye hitam, hoaks, dan fitnah aja udah seneng. Pendukung masing-masing calon emang kudu nonton iklan shampoo, biar membahana kayak Anggun. Betul apa betul?
Eh jangan betul-betul aja cuy, kalian juga jangan ikutan jadi fanatik yang fatalis ya! Inget nih ungkapannya Nelson Mandela: Share on X“Untuk bebas tidak hanya membuang satu rantai, tetapi untuk hidup dalam rasa saling menghargai dan memperbesar kebebasan orang lain.” (G35)