“Petarung terbaik adalah petarung yang tidak pernah marah.” Lao-Zu
PinterPolitik.com
[dropcap]R[/dropcap]euni Aksi 212 sudah selesai. Namun beritanya hingga kini makin ramai saja. Padahal waktu hari H reuni tersebut berlangsung, media nasional diem-diem bae. Hmmm, menariquee…
Ternyata, ramainya tuh bukan soal besarnya reuni tersebut, tapi soal agenda politik dan omelan Prabowo kepada media massa yang dianggapnya enggan untuk memberitakan pertemuan tersebut secara akbar.
Selain itu, Prabowo juga ngambek karena media hanya melaporkan kalau peserta aksi hanya ribuan orang. Sementara menurut Prabowo harusnya media menyebut ada 11 juta orang. Hmm… fenomenal sekali ya.
Kalau dipikir dengan itung-itungan logika, dengan luas tanah tempat acara reuni tersebut berlangsung, kehadiran 11 juta manusia dalam satu waktu memang rada sulit dicerna ya. Tapi yang bikin heran, kenapa sih jumlah itu penting banget buat Prabowo? Kenapa sih media harus banget meliput reuni tersebut? Katanya hanya pengajian. Reunian gitu kan? Ajang silaturahmi? Terus kenapa…. Nganu…
Kalau misal semua orang seperti Prabowo, nanti setiap media massa isinya pemberitaan soal acara reuni sekolah lagi. Harus banget diliput... Share on XWakil Ketua TKN Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Abdul Karding menilai acara reuni 212 itu sebenarnya nggak besar-besar amat. Kalau soal jumlah peserta, doi menilai peserta istigasah kubro Nahdatul Ulama (NU) di Jawa Timur pada 28 Oktober 2018 lalu malah jauh lebih banyak.
Karding juga berpikir, kenapa juga Prabowo harus marah? Peserta NU yang ikut istigasah kemarin lalu aja nggak marah ketika acaranya nggak terpublikasi secara nasional.
Karding menyebutkan alasan NU tak kecewa tidak diliput media lantaran tujuan acaranya memang bukan untuk kepentingan politik. Hanya untuk berdoa. Terus kalau di Monas ini ada yang kebakaran jenggot, lalu merasa tidak terpublikasikan dengan masif itu, menurutnya patut dipertanyakan. Bisa jadi karena memang ada unsur-unsur yang sangat kuat dan politis.
Terkait dengan reaksi yang diperlihatkan oleh Prabowo, politisi PKB tersebut menilai hal itu harus diperhatikan oleh Bawaslu. Doi curiga ada unsur kampanye dan pencitraan diri yang dilakukan Prabowo saat aksi Reuni 212.
Ehmmm, kalau soal itu, benar kata Fadli Zon, nggak usah naiflah. Jadi ya… ehmmm… ya peliputan reuni tersebut ya memang agar supaya. Hehehe. (E36)