Katanya, Jenderal Tito Karnavian akan Ke AS. Nggak takut dicekal ya pak?
PinterPolitik.com
[dropcap size=big]T[/dropcap]entu saja publik masih ramai dengan pemberitaan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo yang ditolak masuk Amerika saat bertandang ke sana. Bahkan ada sekelompok orang yang datang berdemo di depan Kedubes AS. Saya sendiri bingung, ada apa di balik peristiwa pencekalan itu?
Mungkinkah ada kaitannya dengan dugaan Gatot yang dekat dengan kelompok radikal pada aksi 411 dan 212 tahun lalu? Ataukah ada kaitannya dengan keberanian Gatot membongkar penyelundupan senjata, dimana AS menjadi salah satu pemasoknya? Yang pasti ini menjadi peristiwa yang memalukan bagi bangsa Indonesia.
Masih belum luntur insiden pencekalan Gatot, ehhh malah Pak Tito yang mau ke main ke AS. Emang, nggak takut dicekal Pak? Mungkin sekarang lagi musim kunjungan ke AS bagi kalangan militer Indonesia. Jangan heran, karena AS memang punya bisnis yang besar di bidang militer.
Katanya, ada undangan dari FBI untuk membahas mengenai pemberantasan terorisme global. Jangan-jangan sampai sana bukannya ikut seminar tentang terorisme, malah Pak Tito yang diteror? Yang pasti kita belum tahu, karena Pak Tito belum berangkat ke AS.
Kapolri Tito Karnavian Juga Akan ke AS, Hadiri Undangan FBI https://t.co/MoFtxNdLOf
— RADIO MERCURY SBY (@96FMMercury) October 26, 2017
Terlepas mengenai tebak-tebakan Pak Tito bakal dicekal atau nggak di AS, ternyata Pak Tito memiliki pengaruh di antara AS dan Rusia lho. Ia tercatat pernah menjadi mediator antara Rusia dan AS terkait masalah ISIS di Suriah. Hal ini juga ada kaitannya dengan dugaan keterlibatan 700 WNI dan 7.000 warga Rusia yang bergabung dengan ISIS di Suriah.
Hal inilah yang membuat Pak Tito dihargai oleh Pemerintah Rusia atas kerjasama kepolisian yang sudah berjalan selama ini. Bahkan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin menjelaskan bahwa penghargaan tersebut sebagai sebuah apresiasi dari Rusia terhadap kepolisian di Indonesia selama 100 tahun. Mereka terkesan dengan konferensi Interpol yang dilaksanakan tahun lalu oleh Polri.
Di tangan Pak Tito, Kepolisian nampaknya lebih bertaring dalam melawan terorisme dan ancaman radikalisme. Pak Tito tidak hanya paham terorisme lokal tapi juga internasional. Ia juga menunjukkan totalitasnya dalam memberantas para teroris.
Tak heran ia begitu dibenci sekaligus ditakuti oleh para teroris. Tapi saya masih bingung ada apa Pak Tito ke AS, mungkinkah ada hubungan dengan 2019? (K-32)