HomeTerkiniTingkatkan Komunikasi Publik

Tingkatkan Komunikasi Publik

Kecil Besar

Jangan sampai para menteri dan kepala lembaga sudah bekerja dari pagi sampai pagi, tapi karena tidak terkomunikasikan dengan baik, apa-apa yang sudah dikerjakan tidak diketahui oleh publik.


pinterpolitik.comKamis, 2 Februari 2017

JAKARTA – Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan para menteri dan kepala lembaga untuk meningkatkan komunikasi publik dengan cara naik ke kampung, pesantren, kampus, dan media.

Permintaan meningkatkan komunikasi publik itu kembali disampaikan Jokowi pada sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Rabu (1/2) siang. Seingat Presiden sudah tiga kali hal itu dikemukakan.

Jangan sampai para menteri dan kepala lembaga sudah bekerja dari pagi sampai pagi, tapi karena tidak terkomunikasikan dengan baik, apa-apa yang sudah dikerjakan tidak diketahui oleh publik.

Terkait dengan itu, Jokowi meminta para menteri dan kepala lembaga harus proaktif menyampaikan apa yang telah dilakukan, tengah dilakukan, dan akan dilakukan. Kerja keras pemerintah perlu diketahui oleh rakyat. Demikian juga mengenai kendala dan hambatannya.

Ia juga mengatakan, kalau apa yang disampaikan pihak lain di media tidak benar, harus diluruskan dan dibetulkan. Jangan sampai tidak diberikan penjelasan sama sekali. Dengan demikian rakyat memberikan masukan. Rakyat merasa ikut memiliki program-program yang dijalankan pemerintah.

Dalam sidang paripurna itu, Kepala Negara menyoroti masalah informasi yang berseliweran dari berbagai sumber, di mana setiap orang bisa menjadi sumber, bisa membuat berita sendiri, sehingga banyak kabar bohong. Itu harus direspons dengan cepat. Jangan dibiarkan berkembang begitu saja tanpa penjelasan.

Hal lain yang ditekankan Presiden menyangkut kunci efektivitas pelaksanaan program pemerintah, yakni saling bersinergi, saling berkoordinasi, serta konsolidasi yang baik antara pusat dan daerah.

Untuk itu, para menteri koordinator diminta memastikan implementasi dari program lintas kementerian, lintas lembaga, dari pusat ke daerah bisa sinkron, tidak bertabrakan, dan yang paling penting, lebih efisien.

Baca juga :  Jokowi-Luhut Then, Now, and Forever?

Hal itu ditekankan Jokowi karena mencermati masih ada potensi inefisiensi di dalam anggaran akibat setiap kementerian/lembaga merencanakan dan menganggarkan untuk sesuatu yang sama, misalnya, masalah IT, pengadaan kapal, radar, dan bantuan usaha mikro kecil dan menengah. (Setkab/E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Titiek Puspa: ‘Pinnacle’ Nyanyian Soeharto?

Penyanyi legendaris, Titiek Puspa, yang meninggal dunia pada Kamis (10/3) kemarin kerap disebut "penyanyi Istana." Mengapa demikian?

PHK Indonesia, Waspada Sindrom Katak Rebus? 

Bahaya PHK masih terus mengancam Indonesia. Bagaimana kita bisa mengambil pelajaran besar dari permasalahan ini? 

The Tale of Budi Gunawan

Kehadiran Budi Gunawan dalam pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu lingkar elite yang berpengaruh.

How About Dasco’s Destiny?

Peran, manuver, serta konstruksi reputasi Sufmi Dasco Ahmad kian hari seolah kian membuatnya tampak begitu kuat secara politik. Lalu, mengapa itu bisa terjadi? Serta bagaimana peran Dasco dalam memengaruhi dinamika politik-pemerintahan dalam beberapa waktu ke depan?

Prabowo & Trump Alami “Warisan” yang Sama?

Kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) jadi sorotan dunia. Mungkinkah ada intrik mendalam yang akhirnya membuat AS terpaksa ambil langkah ini?

Didit The Peace Ambassador?

Safari putra Presiden Prabowo Subianto, Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit, ke tiga presiden RI terdahulu sangat menarik dalam dinamika politik terkini. Terlebih, dalam konteks yang akan sangat menentukan relasi Presiden Prabowo, Joko Widodo (Jokowi), dan Megawati Soekarnoputri. Mengapa demikian?

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...