Site icon PinterPolitik.com

Tikus Got Menyerbu APBD Jakarta!

Tikus Got Menyerbu APBD Jakarta!

Foto: tribunnews

Ketua DPRD DKI Jakarta bilang banyak tikus got di DPRD dan Pemprov! Waduh, harus beli banyak racun tikus dong, pak!


PinterPolitik.com

[dropcap]A[/dropcap]mit-amit jabang bayi! Begitu kata Pak Ketua membayangkan kalau sampai ada OTT di lingkungan DPRD Jakarta. Apalagi menurut Pak Ketua, banyak tikus got yang mencoba mengambil untung dari remah-remah APBD. Makanya, Pak Ketua mau agar semua pembahasan anggaran bersifat terbuka!

Menurut Abdul, dengan total APBD yang mencapai Rp 74 triliun per tahun – apalagi katanya mau dinaikin Rp 1 triliun sama Pak Gubernur baru – jelas potensi kebocoran anggaran sangat mungkin terjadi.

Jakarta adalah provinsi sekaligus kota dengan APBD paling besar di Indonesia. Kalau dibandingkan dengan provinsi atau kota lain mungkin seperti bumi dan langit perbedaannya.

Makanya, dulu waktu masih dipimpin oleh gubernur yang sekarang dipenjara, keributan dan kegaduhan terus terjadi di setiap pembahasan rancangan APBD. Lha gubernurnya nggak mau duit daerah dimakan tikus got, jelas bikin sewot tikus got sama yang melihara tikus-tikus itu! Hastag ‘kami kurang gizi’!

Hmm, gua penasaran, gimana gubernur yang sekarang mengambil sikap sama tikus-tikus got, ya. Sama DPRD saja nggak ada penyambutan dengan Paripurna Istimewa, bakal gimana kelanjutannya, ya kalau bicara anggaran?

Yang menurut Abdul agak aneh, mengapa istilah ‘tikus got’ itu dipakai Pak Ketua di zaman Pak Gubernur yang sekarang? Bisa repot kalau Pak Gubernur orangnya baperan. “Lu kata orang-orang gua yang jadi tikus? Emang zaman sebelumnya nggak ada tikus?” Perang saudara dah kalau kayak gini terus!

Mungkin karena beda partai dan kubu, ya Pak? Eh?

Pertanyaan yang muncul setelahnya adalah: ‘siapa tikus got itu?’ Apa karena sekarang lagi musim hujan, sehingga tikus got pada keluar dari sarangnya karena kebanjiran?

Hmm, sebenarnya semua bisa jadi tikus got kalau sudah bersentuhan dengan kekuasaan. Abdul ingat, waktu SMA dulu, Pak Kristo – sang guru geografi legenda – pernah mengatakan bahwa kekuasaan itu cenderung mengarahkan orang pada korupsi. ‘Power tends to corrupt’, begitu bahasa kids jaman now.

Dengan kata lain, tikus got itu ya mereka yang berkuasa.

Mungkin dulu Pak Ketua nggak bilang tikus got karena partainya-lah yang berkuasa. Sekarang, karena partai lawan, makanya sikat aja! Eh?

Ah, ribut terus nggak selesai-selesai. Itu yang di tanah abang aja belum kelar ricuhnya. Kapan kita bisa berbahagia jadi warga, kayak Pakde yang bahagia di nikahan anaknya?

Di tempat lain, ribut-ribut target pajak yang tak terpenuhi buat masyarakat resah. Kawin-cerai juga mau dipajakin?

Ah, republik!

(S13)

Exit mobile version