“Pesawatku… terbang ke bulan…”
PinterPolitik.com
[dropcap]T[/dropcap]ak kusangka mencintai keindahan alam Indonesia bisa semenyakitkan ini. Transportasinya itu loh, mahal banget. Kasihan dompetku jadi kembang kempis macam paru-paru penderita asma.
Indonesia itu kan terdiri dari hamparan pulau-pulau yang cantik dan menawan ya. Letaknya pun jauh-jauh. Jadi paling nyaman traveling itu naik pesawat. Hemat waktu dan tenaga. Tapi apa yang terjadi sekarang, kenapa harga tiket pesawat jadi melambung tinggi sekali?
Ah ya, katanya maskapai penerbangan kita banyak yang tekor karena telah menerapkan tarif bawah selama ini. Bertambahnya jumlah wisatawan ternyata nggak bisa membuat mereka untung, malah jadi buntung. Hmmm, kasihan… Tapi ku lebih sayang isi dompetku. Gimana dong?
Konon, salah satu penyebab mahalnya tiket pesawat di Indonesia itu karena monopoli bahan bakar oleh Pertamina dengan harga yang terlampu tinggi. Wah, kok Pertamina tega sih? Mungkinkah ini juga ada hubungannya dengan kebijakan pemerintah?
Ya, tahu sendiri, pemerintah sekarang punya kebijakan untuk menyamaratakan harga BBM di seluruh Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke harganya sama. Tapi kebayang nggak berapa ongkos distribusi yang harus ditanggung Pertamina? Apalagi buat ngirim BBMnya ke Papua. Hmmm… pasti tekorlah.
Rasa-rasanya, kebijakan BBM ini kok jadi kayak buah simalakama ya. Maunya BBM jadi satu harga, tapi ada banyak hal yang harus dikorbankan. Belum lagi pemerintah suka banget mensubsidi BBM. Iya, aku tahu itu demi rakyat, tapi jangan lupa juga kalau kebijakan tersebut bisa membuat ekonomi jadi nggak sehat.
Ehhh, barusan ku lihat di berita, harga tiket pesawat turun sebesar 20% mulai hari ini. Tapi itu baru Garuda Indonesia Group aja, dan harganya pun masih tetap mencekik. Aku tetap harus ke Kuala Lumpur dulu, biar bisa ke Bali lebih hemat. Hufftt…
Ahhh, sekarang mau minta harganya lebih turun lagi juga nggak tega. Wong harga avturnya juga tak kunjung turun. Bisa-bisa maskapai Indonesia jadi makin berdarah. Kalau bangkrut gimana?
Sementara itu, di belahan bumi ibu pertiwi lainnya, ada banyak warga yang menjerit karena kehilangan wisatawan. Tempat-tempat wisata sepi, keadaan ekonomi pun makin mengerikan. Dan mamakku terus-terusan ngomel, “Jangan sibuk jalan-jalan terus! Kapan bawa calonnnya?”
Eh, tapi sepertinya belakangan pemerintah justru meminta harga Avtur turun. Oke, mungkin ini bisa menyelesaikan masalah para pengusaha penerbangan. Tapi, gimana dengan nasib Pertamina ya? Sudah diminta BBM satu harga, avtur murah, nanti mereka ambil untung dari mana?
Ku harap pemerintah bisa lebih bijak lagi dalam mengambil keputusan. Dan harus buka mata juga, dilihat lagi, kalau faktanya, dunia penerbangan di banyak negara sedang terpuruk. Jangan sampai kita ikutan begitu. Dipikirkan juga solusi buat Pertamina-nya. Pokoknya, harus dibantu yaa… (F41)