“Anda tidak akan bisa lari dari tanggung jawab pada hari esok dengan menghindarinya pada hari ini”. – Abraham Lincoln
PinterPolitik.com
[dropcap]G[/dropcap]engs, ngerasa gak sih harga tiket pesawat di negeri kita ini mahal banget? Saking mahalnya, banyak banget penumpang yang menggerutu dan mengeluh. Apalagi, ada pengaturan masalah bagasi juga. Beh, jadi tambah pusing kan. Apa tidak kasihan dengan kaum milenial ya, kan butuh jalan-jalan cantik gitu. Hehehe.
Padahal ya gengs, dengan naiknya harga tiket yang tidak terkendali ini memberikan dampak buruk tersendiri loh kepada negara. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah wisatawan mengalami penurunan cuy. Menteri Pariwisata Arief Yahya juga mengatakan bahwa karena kenaikan harga tiket, kunjungan wisatawan domestik mengalami penurunan rata-rata sebesar 30 persen.
Tidak hanya itu, ternyata melambungnya harga tiket sudah memberikan dampak kepada inflasi nasional sebesar 0,03 persen. Hal serupa juga terjadi di banyak daerah. Di Tual inflasi mencapai 32,14 persen, Bungo 27,38 persen, Ambon 20,83 persen, Malang 14,13 persen dan Manokwari 13,2 persen.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sudah menyerah dan tidak sanggup menangani kenaikan harga tiket pesawat ini cuy. Sehingga urusan tiket ini sekarang dibawa ke meja Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution Share on XWaduh bahaya ya gengs. Kalau dibiarkan terus, daya beli masyarakat bisa semakin anjlok tuh.
Gini gengs, dalam sengkarut kenaikan harga tiket penerbangan, koordinasi antar kementerian denger-denger masih a lot loh. Bahkan ada yang saling lempar bola panas cuy. Wah, gimana sih, kan mereka bekerja untuk kepentingan rakyat, kok malah saling lempar tanggung jawab?
Banyak yang ngomong Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sudah menyerah dan tidak sanggup menangani kenaikan harga tiket pesawat ini cuy. Sehingga urusan tiket ini sekarang dibawa ke meja Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Meski banyak yang mengatakan dia angkat tangan, tapi dia menampik anggapan itu. Dia malah mengatakan bahwa harusnya ada peran Kementerian BUMN sebagai pemegang saham maskapai pelat merah dan KPPU sebagai pengawas persaingan usaha. Dia menekankan bahwa seharusnya ada sikap yang tegas dari Kementerian BUMN.
Loh, kok malah saling menyalahkan seperti ini? Hadeh. Kita sebagai masyarakat biasa kan jenuh kalau disuguhkan pertikaian seperti ini terus.
Atau jangan-jangan ini hanya sebuah permainan kementerian? Upsss. Kan Garuda Indonesia dan Citilink sebagai maskapai pelat merah dinaungi BUMN. Belum lagi operasional Sriwijaya Group juga sudah diambil alih oleh Garuda Indonesia. Terus Pertamina yang punya hak monopoli avtur juga BUMN. Kan kenaikan harga tiket ini emang salah satu faktornya adalah harga avtur yang mahal sebagai komponen utama penentu harga. Hmmm, jadi mencurigakan ya gengs. Hehehe. (F46)