“Bumi melahirkan panjang, panjang melahirkan volume, volume melahirkan hitungan, hitungan melahirkan timbangan, timbangan melahirkan kemenangan.” ~ Sun Tzu
PinterPolitik.com
[dropcap]N[/dropcap]ama Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Bajang (TGB) kembali mencuat. Setelah keluar dari Partai Demokrat, dirinya kini merapat ke kubu Jokowi yang roman-romannya akan berhadapan dengan Demokrat yang sudah merapat ke Gerindra. Ah, rapat-merapat mulu nih hehehe.
Banyak informasi yang menghubungkan dirinya ditunjuk sebagai “panglima perang” untuk memenangkan Jokowi di 2019.
Widih, TGB sekarang mendapat promosi posisi spesial di kubu koalisi Jokowi gengs. Kebakaran jengot deh tuh Pak Prabowo dan koalisi! Ahahaha.
Soal gosip juru kampanye pemenangan Jokowi yang akan dipimpin TGB, ternyata mendapat bantahan dari Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Soalnya hingga saat ini belum dibentuk tim kampanye karena Jokowi juga belum mengumumkan siapa cawapresnya.
Ehm, kalau TGB bukan cawapresnya Jokowi, bisa kali doi jadi juru kampanye? TGB kan berpengalaman ngurus yang seperti ini, apalagi TGB mantan petinggi di Demokrat. Jadi paham deh tuh karakter lawan. Ahahaha.
Menurut kalian gimana sosok TGB? Apakah keputusan TGB keluar dari Partai Demokrat tepat? Apakah TGB orang yang tepat menjadi juru kampanye Jokowi? Ehehehe. Kalau eyke sih no comment deh gengs.
Memang dukungan TGB ke kubu Jokowi adalah sebuah energi positif untuk pemenangan Jokowi, mengingat kepemimpinan TGB yang sangat baik di NTB. Namun, hal itu tidak menjadi instrumen terpenting untuk kubu Jokowi agar dapat memenangkan Pilpres di tahun 2019 karena masih banyak faktor lain yan gikut mempengaruhi hasil akhir kontestasi.
Tanggal 4 Agustus sudah berada di depan mata gengs. Kedua kubu harus segera menentukan siapa cawapresnya dan segera membentuk tim pemenangan sebelum masa waktu itu berakhir di tanggal 10 Agustus.
Di luar itu, kita pun sebagai masyarakat harus bersiap untuk menghadapi bulan-bulan yang penuh dengan rayuan gombal. Eh, bukan gimbal ya, nanti jadi “yo man” dong. Ahahaha.
Bersiaplah gengs menghadapi masa itu. Yang pasti emosi kita akan terkuras habis menghadapi para fanatik dan tim sukses. Mereka membujuk dan merayu kita untuk memilih presiden dan memilih caleg mereka.
Dipastikan ada di antara mereka yang akan menggunakan berbagai cara untuk mempengaruhi kita demi mendapat bangku kekuasaan. Mulai dari cara yang normal sampai cara yang di luar nalar.
Intinya, tetap fokus ya gengs. Jangan deh ikut-ikut jadi fanatik dangkal. Mending kita lihat dan belajar. Apa yang baik diambil, nah kalau yang buruk kita abaikan. Setuju? Ahahaha, mantap. Gitu dong baru Pinter Politik! (G35)