“Semua harapan baik yang diberikan pada saya, saya ucapkan Alhamdulillah. Kalau ada yang tidak baik ya nauzubillah, saya syukuri saja.” ~ Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi.
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]arismatik Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi memang tak terbendung lagi. Bahkan karismatiknya kini sudah melebihi Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan juga Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Ajib bener dah TGB!
Di luar isu beberapa waktu lalu mengenai buzzer jahat yang diternakkan oleh TGB, karismatik Gubernur NTB dua periode ini memang cetar membahana badai bak bulu mata Syahrini. Terbukti dalam laporan hasil survei Polcomm Institute (25/3), elektabilitasnya sebagai Calon Presiden (Capres) meningkat.
Dalam survei tersebut, TGB mendapatkan 1,75 persen atau di atas Gubernur DKI Anies Baswedan dengan 1,58 persen. Sedangkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 0,75 persen. Padahal dibanding dua nama itu, siapalah TGB, namanya jarang terdengar di media. Eh, tetiba sekarang TGB udah jadi seleb.
Kok bisa ya TGB di atas AHY? Apa dalam survei itu ada indikator penilaian ketamvanan. Dan berdasarkan survei itu, TGB terbukti lebih tamvan dari AHY. Wadezig. Mungkin dari 1.200 responden yang disurvei di 34 provinsi itu, kebanyakan fans unyu-unyunya TGB, jadi wajarlah ya, kalau persentase AHY lebih kecil.
Meminjam kata-kata Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), TGB pada dasarnya secara masif terstruktur dan sistematis mempropagandakan dirinya sebagai Capres potensial. Sialnya nih ya, niat itu diutarakannya di dalam internal Demokrat. Lha, mau geser AHY si putra mahkota? Siapa situ berani geser sini?
Jadi bisa dibilang jalan TGB menuju kursi RI-1 harus melalui banyak obstacles. Dan jalan pintas menuju hal tersebut ya dengan publikasi tebar-tebar pesona ke seantero Indonesia melalui berbagai platform media. Sebentar, apa artinya hasil survei nama TGB bisa di atas Anies dan AHY karena ada “salam tempelnya” nih?
Ya gak boleh juga menduga-duga ke sana, apa pun nama lembaga surveinya, mereka pasti akan bilang kalau mereka kredibel dan independen. Hari gini masih percaya lembaga survei independen? Jiah, cape deh. Ya namanya juga usaha, iya kan! Ya asal jangan main pelet Jaran Goyang aja. Auto Dosa itu mah.
Kondisi TGB di Demokrat memang terlihat mengalami stagnasi. Betapapun prestasinya dalam memimpin NTB meski sudah dua periode, tetap saja dipandang sebelah mata di mata Demokrat. Gitu deh ya nasib remah-remah pinggiran roti yang terlupakan. Ya udah deh jangan sedih. Anggap aja takdir, hahaha. (K16)