“Kemauan Rakyat Itulah Kemauan Tuhan.” ~ Tan Malaka
PinterPolitik.com
[dropcap]T[/dropcap]uan Guru Bajang (TGB) berada dalam dilema. Ia dipusingkan dengan pilihan bersama rakyat NTB atau memilih bersama Jokowi supaya aman dari KPK? Eh maksudnya berjuang bersama KPK. Kata orang loh ya yang soal KPK itu. Eike sih nggak ngerti cuy.
Hmmm, susah memang menjadi tokoh politik yang terprediksi sebagai sosok pemimpin ideal di masa depan ini. TGB yang berhasil memimpin NTB selama dua periode memiliki prestasi yang membanggakan bagi masyarakat NTB maupun kalangan umat Islam.
Memang menjadi pertanyaan besar, ada apa dengan TGB? Sepuluh tahun TGB bersama masyarakat NTB membangun kemesraan, harus runtuh karena ungkapan yang tidak lebih dari sepuluh menit. Gara-gara menyebut diri akan mendukung Jokowi, eh malah rencananya akan ditinggalkan sama masyarakat NTB.
Laut dapat diukur dalamnya, hati orang siapa yang tahu? Mungkinkah karena ketulusan hati jadinya TGB mendukung Jokowi? Atau ada surat pemeriksaan KPK yang siap dilayangkan ke TBG? Hmmm horor. Itu kata orang loh ya.
Nasi belum menjadi bubur kok, seperti apa yang dikatakan Direktur Eksekutif Global Base Review (GBR) Rusdianto yang menghimbau masyarakat untuk tetap mendukung TGB, tetapi tidak menjadi tandem dengan rezim sekarang.
Aduh keras ya politik, mau didukung asal jangan pilih bersama rezim.
Mbok ya kalau TGB bagus kenapa gak tetap didukung saja ya gengs. Seharusnya dukungnya pada rezim pemerintahan yang berkausa dapat memudahkan masyarakat NTB untuk menyampaikan aspirasi.
Bisa dikatakan TGB memasuki jalur ekslusif tanpa harus membuat isu kontroversial yang akhirnya hanya menjadi angin lewat yang gak berfaedah dan buat gaduh sana sini saja hehehe.
Gini dong seharusnya seperti yang disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nasidik.
Katanya dukungan TGB pada Jokowi itu sepenuhnya adalah hak pribadi Pak TGB. Ia juga menyebutkan bahwa hal ini membuktikan keragaman berpendapat “punya rumah” atau mendapatkan tempat dan tidak dilarang di Partai Demokrat.
Gimana? Adem kan dibacanya?
Janganlah kita semua gemar membuat telinga masyarakat panas. Kalau bisa, berikan pandangan yang sekiranya bernilai positif dan pandangan yang dapat memicu rakyat untuk berpikir lebih positif lagi. Bagaimanapun dukungan tokoh harus bisa menjadi panutan untuk masyarakat.
Terlepas dari siapa yang akan memimpin negeri ini, pertimbangan kebutuhan dasar masyarakat harus terpenuhi dari sandang, pangan, dan papan. Rakyat butuh kebijakan positif loh bukan sekedar pemimpin yang kharismatik. (G35)