HomeDuniaTerbunuhnya Kim Jong-nam, Rekayasa Korea Utara?

Terbunuhnya Kim Jong-nam, Rekayasa Korea Utara?

Kasus pembunuhan Kim Jong-nam mendapat perhatian masyarakat Indonesia, sebab salah satu tersangkanya merupakan warga negara Indonesia. Namun banyak spekulasi yang mengatakan Siti Aisyah tak lain hanya korban dari konspirasi pembunuhan Pemerintah Korea Utara, benarkah?


pinterpolitik.com

JAKARTA – Walau Pemerintah Indonesia melalui KBRI Malaysia telah menyediakan bantuan hukum untuk mendampingi Siti Aisyah, namun hingga kini pihak KBRI masih harus menunggu untuk dapat menjumpai wanita asal Serang yang kini masih berstatus tersangka tersebut.

Berdasarkan pengakuan interogasi Aisyah, kepolisian Malaysia masih menyimpulkan kalau ia merupakan sleeper agent atau agen tersembunyi yang bertugas untuk “menghabisi” kakak tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Benarkah begitu? Kementerian Luar Negeri menyatakan masih terus mendalami kasus ini.

Pemerintah Indonesia sendiri menilai kalau Aisyah juga korban dari rekayasa kasus. “Kalau kita lihat justru Korea Utara (Korut) tidak peduli. Mungkin mereka saja yang merencanakan, Indonesia justru jadi korban. Posisi Aisyah itu ya sebagai korban,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla, dikantornya, Jumat (17/2).

Ucapan Wapres ini bisa jadi ada benarnya, sebab berdasarkan informasi, sebenarnya pihak Keamanan Tiongkok – yang selama ini menjamin keselamatan Kim Jong-nam dan keluarganya, sudah memberi peringatan akan adanya rencana pembunuhan bahkan tiga bulan sebelum kejadian tersebut.

Menurut Daily Mail, Jong-nam sekeluarga hidup dalam ketakutan dan mereka selalu diawasi penjaga bersenjata di Macau. Mereka tinggal di Macau karena agen keamanan Tiongkok memberikan perlindungan ekstra. Warga di blok apartemen tempat keluarga itu tinggal juga mengatakan, polisi bersenjata selalu berpatroli di sana. Setidaknya tiga bulan sebelum pembunuhan Jong-nam.

Jong-nam sekeluarga juga telah diberi peringatan untuk tidak bepergian ke luar Macau. Di wilayah ini, Korut enggan mengirim agennya karena alasan politik, demikian menurut sumber keamanan pada Sunday Mail. Sayangnya, Jong-nam yang dikenal sebagai penjudi dan play boy ini, mengabaikan peringatan tersebut dan akhirnya tewas diracun di Bandara Kuala Lumpur, Senin (13/2).

Media-media di Korea Selatan (Korsel) menurunkan berita, bahwa tewasnya Jong-nam ada kaitannya dengan keinginan bekas anak kesayangan Kim Jong-il ini untuk membelot ke Korsel dan Amerika Serikat. Pemerintah Tiongkok sendiri, diduga memberi pengamanan bagi Jong-nam dengan harapan ia bisa mengambilalih tampuk pimpinan di Pyongyang.

Kim Jong-nam mengasingkan diri ke luar dari Korea Utara setelah ayahnya Kim Jong-il, meninggal tahun 2011 lalu. Kim Jong-nam menyadari ia menjadi ancaman bagi adik tirinya, Kim Jong-un yang kini memimpin Korea Utara. Selain mengasingkan diri ke Macau, ia juga pernah mengunjungi beberapa negara seperti Malaysia dan Indonesia. (Berbagai sumber/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...