Yuddy Chrisnandi, mantan Menteri PAN-RB, jauh hari sebelum dilantik, mengatakan, telah siap sepenuhnya bertugas sebagai dubes. Ia menyatakan hubungan diplomatik antara Ukraina dan Indonesia telah berlangsung sejak 1992, baik di bidang ekonomi, budaya, maupun politik dan pertahanan.
pinterpolitik.com
[dropcap size=big]T[/dropcap]ujuh belas duta besar, baik wajah lama maupun baru di Kementerian Luar Negeri, akan segera menempati posnya setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Senin (13/3/2017) siang. Mereka berasal dari beragam latar belakang, seperti, diplomat karier, politikus, peneliti, dan profesional.
Ke-17 dubes baru, yang sudah lolos dari uji kepatutan dan kelayakan di DPR adalah, 1. Drs. Hasan Kleib MA, Dubes untuk Swiss di KBRI Jenewa. 2. Drs. Priyo Iswanto MA, Dubes untuk Kolombia di KBRI Bogota. 3. Mayjen TNI (Purn) Dr. Ir. Arief Rachman MM, MBA, Dubes untuk Afganistan di KBRI Kabul. 4. Drs. Rahmat Pramono MA, Dubes untuk Kazakhstan di KBRI Astana.
Kemudian, 5. Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti, Dubes untuk Tunisia di KBRI Tunis. 6. Drs. Nur Syahrir Rahardjo, Dubes untuk Bahrain di KBRI Manama. 7. Tantowi Yahya, Dubes RI untuk Selandia Baru di KBRI Wellington. 8. Drs. Darmansjah Djumala, MA, Dubes untuk Austria di KBRI Wina. 9. Drs. Sahat Sitorus, Dubes untuk Timor Leste di KBRI Dili. 10. Drs. Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo, Dubes untuk Australia di KBRI Canberra.
Selanjutnya, 11. Drs. Umar Hadi, MA, Dubes untuk Korea Selatan di KBRI Seoul. 12. Drs. I Gusti Ngurah Ardiyasa, Dubes untuk Sri Lanka di KBRI Kolombo. 13. Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi, ME, Dubes RI untuk Ukraina di KBRI Kiev. 14. Ir. Arifin Tasrif, dicalonkan sebagai Dubes untuk Jepang di KBRI Tokyo. 15. Drs. Andy Rachmianto, M.Phil, Dubes untuk Yordania di KBRI Amman. 16. Dra. R.A. Esti Andayani, Dubes RI untuk Italia di KBRI Roma. 17. Komjen Pol (Purn) Sjahroedin Zainal Pagaralam, SH, Dubes untuk Kroasia di KBRI Zagreb.
Pengamat Politik
Dari ke-17 nama ini, beberapa di antaranya sudah sering disebut-sebut media yang berkaitan dengan aktivitasnya, di luar diplomasi. Misalnya, Ikrar Nusa Bakti, sudah lama dikenal di dunia perpolitikan Indonesia. Guru Besar Riset di Pusat Penelitian Politik LIPI ini sering muncul di media massa dalam peran sebagai pengamat politik.
Ia lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia. Kemudian Ikrar meneruskan pendidikan pascasarjana di tingkat doktoral dengan bidang kepakaran Sejarah Politik pada Griffith University, Australia.
Kepada wartawan, dia pernah mengatakan, sebagai seorang warga negara yang baik, apalagi PNS, dia menerima penugasan sebagai dubes. Menurut Ikrar, Sabtu (26/11/2016), dia dipanggil oleh Menlu Retno LP Marsudi berkaitan dengan tawaran menjadi dubes. Pertemuan itu digelar akhir Oktober 2016 di Kementerian Luar Negeri.
Kemudian Yuddy Chrisnandi, politikus, yang mengawali karier politik di Partai Golkar. Pada 2004, dia dipercaya untuk memegang posisi sebagai Ketua Departemen Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi DPP Partai Golkar untuk periode 2004-2009.
Kemudian, dia pindah ke Partai Hanura, yang dipimpin oleh Wiranto. Ia masuk ke dalam jajaran pimpinan teratas Partai Hanura sebagai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu untuk periode 2010-2015. Sebelum terjun ke dunia politik, pria yang lahir di Bandung, pada 29 Mei 1968, adalah akademisi yang tercatat sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi.
Yuddy Chrisnandi, mantan Menteri PAN-RB, jauh hari sebelum dilantik, mengatakan, telah siap sepenuhnya bertugas sebagai dubes. Ia menyatakan hubungan diplomatik antara Ukraina dan Indonesia telah berlangsung sejak 1992, baik di bidang ekonomi, budaya, maupun politik dan pertahanan.
Oleh karena itu, dia menilai, hubungan yang telah terbangun sejak lama perlu kembali diperkuat. Peningkatan relasi business to business, terutama yang berbasis pada dunia maya atau e-commerce, penting dilakukan, katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (15/12/2016).
Kerja sama di bidang pendidikan, menurut Yuddy, juga perlu ditingkatkan. Sebab beberapa universitas di Ukraina memiliki kualitas yang teruji di dunia. “Peningkatan kerja sama juga perlu dilakukan di bidang pertahanan, seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT DI (Dirgantara Indonesia).
Pembawa Acara Kuis
Dubes baru lainnya, Tantowi Yahya, anggota Komisi I DPR-RI dari Partai Golkar, sebelumnya dikenal masyarakat luas sebagai pembawa acara kuis “Gita Remaja” di stasiun televisi nasional pada 1989. Namanya makin meroket tatkala ditunjuk sebagai MC di acara kuis “Who Wants to Be a Millionaire” sejak 2001 hingga 2006.
Penggemar lagu-lagu country dan balada ini pernah memperoleh penghargaan sebagai Penyanyi Country & Balada terbaik versi AMI-Sharp Awards 2001, Best Ballad and Country Singer AMI-Sharp Award 2002, dan AMI-Samsung Awards 2004 sebagai Best Traditional Album Singer. Album perdananya yang berjudul “Country Breeze” mampu menembus angka 300.000 kopi.
Menjawab pertanyaan wartawan sebelum pelantikan di Istana Negara, Tantowi mengatakan, sangat senang dengan jabatan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo. Ia pun akan segera melepas jabatan di Komisi I untuk pindah ke Selandia Baru.
Tantowi menjelaskan, dalam mengemban tugas sebagai perwakilan Pemerintah Indonesia di Selandia Baru terdapat beberapa hal yang menjadi pogram prioritas, yaitu kedaulatan NKRI, perlindungan dan pemberdayaan WNI di negara sahabat, diplomasi ekonomi, dan pengembangan diplomasi atau kerja sama bilateral, regional, dan internasional.
Selain itu, duta besar mendapat instruksi langsung mengenai program di bidang politik, ekonomi, serta sosial dan budaya. Di bidang ekonomi, Pemerintah Selandia Baru memiliki keunggulan dalam pemanfaatan panas bumi (geotermal). Selain itu, Selandia Baru memiliki keahlian dalam tanggap bencana khususnya gempa bumi.
Untuk bidang pendidikan, beasiswa yang diberikan Pemerintah Selandia Baru untuk masyarakat Indonesia masih sedikit. Jumlah ini harus ditingkatkan, sehingga makin banyak mahasiswa yang bisa menggali ilmu pengetahuan di negara itu.
Yang paling terbuka dalam kerja sama adalah sektor pariwisata. Dengan jumlah penduduk sekitar 4,6 juta orang, sekitar 2,5 juta atau 50 persen masyarakat Selandia Baru adalah traveler. Mereka kerap menghabiskan masa libur dengan bepergian ke luar negeri.
“Dari jumlah ini porsi Indonesia masih sedikit. Hanya 70.000 wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Ini masih kalah dari Malaysia dan Thailand,” kata Tantowi.
Penguatan Diplomasi
Ke-17 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh ini sudah siap memulai dan melanjutkan diplomasi dengan negara-negara sahabat. Sejak ditunjuk kemudian mengikuti uji kepatutan dan kelayakan di DPR, para dubes sudah dibekali dengan tugas pokok dan fungsi seorang dubes.
Penguatan diplomasi dalam membina hubungan bilateral, regional, dan multirateral, makin penting dewasa ini di tengah arus globalisasi, yang terkadang mengakibatkan gesekan antara dua negara lebih cepat memburuk. Kita menyaksikan dewasa ini betapa sering diabaikan cara diplomasi dalam menyelesaikan perbedaan pandangan, yang berakibat memburuknya hubungan bilateral.
Terkait dengan konteks diplomat kita di negara sahabat, kiranya perlu lebih dipertajam fungsi pelayanan dan perlindungan warga negara kita dan Badan Hukum Indonesia (BHI). Ini adalah fungsi yang sangat penting yang harus selalu mendapat perhatian dari para dubes kita, di samping fungsi-fungsi untuk meningkatkan kerja sama dan hubungan bilateral, di antaranya, di bidang perdagangan, pariwisata dan investasi.
Kepedulian dan keberpihakan terhadap warga negara kita, terutama yang sedang menghadapi kesulitan di luar negeri, hendaknya sungguh-sungguh lebih diperhatikan oleh para dubes. Dengan demikian, para WNI akan merasa seperti berada di negara sendiri serta dilindungi oleh pemerintahnya.
Terkait dengan perhatian dan perlindungan terhadap WNI dan BHI ini kita mengharapkan Kemenlu lebih mengintensifkan program “Citizen Services” yang dioperasionalkan sejak beberapa tahun lalu. (Berbagai sumber/E19)