Site icon PinterPolitik.com

Tangis Risma Untuk Surabaya

Tangis Risma Untuk Surabaya

Istimewa

“Kalau ada yang seperti sedih saya, menyakitkan juga. Saya tidak mau lagi ada korban, banyak orang tidak berdosa, apalagi banyak korbannya anak-anak. Ini sangat biadab sekali dan dzolim,” ~ Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.


PinterPolitik.com

[dropcap]B[/dropcap]eda politisi, pasti beda pula gaya mereka berkomunikasi dengan masyarakat. Di satu sisi gaya komunikasi ini menjadi representasi sifat dasar karakter seorang apakah layak disebut sebagai pemimpin. Untuk melihat hal tersebut memang tidak bisa sembarang waktu. Terkadang  kita baru bisa melihatnya disaat para politisi menyikapi sebuah insiden yang terjadi di satu daerah.

Ya seperti insiden teror bom di Surabaya yang baru terjadi pada Minggu lalu. Memang sih banyak politisi yang memberikan pernyataan mengutuk aksi bom bunuh diri yang menimbulkan banyak korban tersebut. Tapi beberapa politisi tersebut gak benar-benar mengutarakan dengan maksud anti terorisme, sebagian malah demi mengangkat citra diri.

Karena di sisi lain masih terbesit perasaan mencurigai munculnya aksi ini sebagai upaya settingan untuk mendiskreditkan umat Islam. Dan bahkan secara implisit ada yang beranggapan kalau hal ini merupakan rekayasa semata. Waduh, kalau itu sih udah keterlaluan ya. Banyak korban berjatuhan masa rekayasa.

Tapi tenang, gak semua politisi itu cuma omdo kok kayak Partai yang satu itu. Tau lah partai mana yang eike maksud. Karena masih ada politisi yang menyatakan bela sungkawanya dengan hati tanpa perlu mempolitisasi insiden yang terjadi.

Gak perlu berlama-lama, politisi ini langsung datang ke lokasi terjadinya pengeboman. Dan setelahnya langsung berkunjung menjenguk para korban. Siapa lagi coba yang bisa gercep gini kalau bukan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Beliau memang adalah pihak yang paling terluka atas kejadian yang menimpa warganya.

Padahal nih ya, Bu Risma baru saja pulang dari kunjungannya ke Arab Saudi, dan gak mau berlama-lama langsung bergegas mempercepat kepulangannya ke Surabaya karena mendengar kabar duka ini. Dan sesampainya di Surabaya, tempat pertama yang dituju adalah lokasi pengeboman di Gereja Pantekosa pusat Surabaya.

Bahkan warganetpun sempat mengabadikan isak tangis Bu Risma saat mendengar kabar terjadi ledakan kedua di Mapolrestabes Surabaya di hari berikutnya. Ya ampun, hati Ibu mana yang gak terluka melihat warganya disakiti oleh kekejaman teroris. Yang pasti ini bukan air mata buaya kayak politisi senayan itu ya. (K16)

Exit mobile version