“Gerakan #2019GantiPresiden adalah gerakan yang sah, legal & konstitusional. Gerakan ini merupakan antitesa dari gerakan yang sudah bergulir, yaitu “Dua Periode” untuk Pak Jokowi.” ~ Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.
PinterPolitik.com
[dropcap]B[/dropcap]agi kalian kader fanatik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pasti sangat akrab dengan #2019GantiPresiden. Yup, tagar itu sempat ramai di jejaring media sosial beberapa waktu lalu berdasarkan gagasan Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS. Soft campaign PKS nih. Halus tapi nyelekit. Mantap abis.
Sebelumnya, tagar ini mulai viral bak jamur di media sosial. Awalnya tagar ini hanya berupa sebuah WhatsApp Group (WAG) yang dibuat Titi Widoretno Warisman (Neno Warisman) dengan nama yang sama, yakni #2019GantiPresiden. Dalam waktu singkat grup ini kemudian berkembang biak menjadi 100 WAG.
Dari situlah tagar ini kemudian mulai viral di jejaring sosial. Mardani sendiri mengatakan kalau tagar ini sudah bertransformasi menjadi sebuah gerakan nyata. Artinya banyak dukungan dari masyarakat akan kemunculan figur baru sebagai Presiden Indonesia. Siapapun itu gak masalah, asal jangan Jokowi lagi.
Kemunculan tagar ini pada dasarnya bisa dijadikan sebagai pendidikan politik bagi Warganet. Rakyat akan diposisikan sebagai pemegang kedaulatan tertinggi untuk memilih yang terbaik. Karena Demokrasi memang memerlukan kompetisi. Jika masih layak, ya pilih dan lanjutkan. Kalau tidak ya ganti yang lain.
1. Bismillah. Pertama-tama ingin menegaskan Gerakan #2019GantiPresiden adalah gerakan yg sah, legal & konstitusional. Konstitusi kita di Pasal 22E menegaskan pemilu diselenggarakan tiap 5 tahun untuk memilih salah satunya Presiden dan Wakil Presiden. #Esensi2019GantiPresiden
— Mardani Ali Sera (@MardaniAliSera) March 27, 2018
Gak bisa dipungkiri, kebanyakan dari masyarakat milih pemimpin cuma berdasarkan pesona pribadi, ganteng, sederhana, pandai, tegas, dan lain-lainnya. Padahal, sebaiknya masyarakat menelisik karakter kepemimpinan, kualitas kepribadian, track record, dsb. Muantap lah nanti Presidennya kalau gini.
Mardani memang beranggapan esensi gerakan ini sehat dan baik bagi demokrasi. Berkompetisi yang lebih substantif, yaitu kompetisi gagasan untuk menyelesaikan problem bangsa ini. Jadi dalam memilih pemimpin itu jangan cuma berdasarkan faktor Like & Dislike aja. Sungguh unfaedah Pemilu yang kayak gitu.
Terus bagaimana pendapat kalian tentang tagar ini? Pro atau kontra? Yang pro 100 persen udah pasti ikhwan dan akhwat dari kader PKS lah ya. Dan bisa ditebak yang kontra pasti kebanyakan dari Jokowi Lover. Tapi perbedaan cara pandang politik ini jangan menjadikan kita saling berseteru dikehidupan sehari-hari loh ya. Woles aja mamen. Yuk lah ngopi-ngopi cantik dulu biar adem. (K16)