Site icon PinterPolitik.com

Surat Terbuka Untuk Zumi Zola

Surat Terbuka Untuk Zumi Zola

Gubernur Jambi nonaktif Zumi Zola sebagai tersangka suap terkait pengesahan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2017 dan 2018. (Foto: Femme.id)

“Korupsi itu tumor ganas yang mematikan secara masif dan pelan-pelan. Lapar dulu, stres dulu, baru depresi dan mati.” ~Busyro Muqoddas


PinterPolitik.com

[dropcap]D[/dropcap]ear, Abang Zumi Zola yang tampan rupawan? Bagaimana nih kabarnya? Pasti lesu, letih, dan lunglai, bagai kurang darah karena capek ngikutin agenda sidang dan proses penyelidikan KPK yang bertubi-tubi ya?

Gini loh, Bang. Aku cuma mau bilang kalau aku tuh ngefans sama Bang Zumi. Entah kenapa sejak dulu saya kagum sama Abang, sudah tampan, jadi gubernur termuda, religius lagi. Aku sering loh lihat wajah Abang di layar televisi, duhh… klepek-klepek aku tiap melihat senyum manis Abang. Tapi tak jarang, ketegasan Bang Zumi juga menggetarkan sanubara. Itu loh, yang waktu penggerebekan di rumah sakit.

Bang, aku juga nonton loh waktu Abang dengan gagahnya berorasi di Aksi Bela Islam 212 beberapa waktu lalu. Waktu itu Abang bilang, “Kita berzikir dan berdoa kepada Allah agar negeri ini aman dan tentram. Ketika agama dihina, tentu kita harus bela.” Aduh…duh…duh... kalau nggak inget Abang udah punya istri dan dua anak, rasanya ku ingin minta kau pinang dengan bismillah, Bang. Wah, sungguh kekaguman yang tiada dua.

Ahh, tapi sekarang kalo ngeliat Abang di TV pakai baju oranye itu gimana ya? Kalau soal tampan sih jangan ditanya, mau pakai baju apapun Abang tetap ganteng. Cuma gimana ya, sepertinya rasa cinta ku padamu perlahan pudar. Kecewa aku Bang, masa iya Abang korupsi?

Ku pikir Abang itu tipikal pria idaman dan berintegritas. Teman-teman Abang di Partai PAN juga senang menyanjung-nyanjung Abang, kok bisa sih tergelincir ke dalam kubangan kotor itu? Gaji Abang kurang cukup ya? Emang uangnya buat apa Bang? Buat beli action figure?

Weleh-weleh, nggak habis pikir loh aku. Kenapa untuk beli action figure saja sampai korupsi? Mainan macam itu kalau dibeli di abang-abang tukang mainan di sekolah-sekolah dasar paling mahal juga cuma Rp 50.000. Memangnya action figure macam apa yang Abang beli hingga berjuta-juta? Itu action figure bisa diajak ngobrol atau gimana sampai harganya semahal itu? Ckckckck.

Haduhh… Abang ini tuh udah kelewat ganteng saja sebenarnya sudah cukup lho. Jadi janganlah ikutan kelewat serakah sampai sudi melakukan korupsi. Malulah sama anak-anak SD yang bisa beli action figure pakai uang jajannya sendiri, walaupun paling hanya seharga barang Rp 10 ribu. Tapi yang penting kan halal, Bang.

Akhirul kalam, aku berharap Abang bisa mengambil hikmah atas semua yang terjadi. Hukuman dan rasa malu yang menyayat sanubari harap dijadikan pelajaran agar tidak berbuat kotor lagi. Atau nanti kalau sudah bebas, boleh aku sempatkan untuk menemani Abang jalan-jalan ke Pasar Asemka atau Pasar Jatinegara. Di sana banyak mainan action figure bagus-bagus dan murah. Apa lagi kalau Abang belinya selusin. Jadi, Abang nggak perlu keluar uang banyak sampai harus korupsi. Oke ya Bang?

Salam manja dari penggemarmu, yang entah masih cinta atau benci. Nggak tahu deh kalau nanti sore. (E36)

Exit mobile version