“Surat cintaku yang pertama… Membikin hatiku berlomba…Seperti melody yang indah…Kata-kata cintanya…padaku…” ~ Vina Panduwinata
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]au tanya dongs, apa yang kalian rasain kalo tiba-tiba dapet uang Rp5 miliar? Pasti senang dan bersyukur banget dong yaaa…
Eh tapi kalo Lucky Hakim mah beda. Artis sekaligus politisi ini malah terlihat ketakutan dan nggak tenang gitu walau katanya abis dapat uang transferan 5 miliar. Malah pas ditanya dia nggak mau ngaku.
Kok, kamu malu-malu sih? Takut elektabilitasnya turun dan nggak menang di Pileg tahun depan ya? Hehe
Ehh iya, konon partai yang ketahuan kasih mahar bisa dilarang mengajukan caleg tahu. Hayolooo, ada di undang-undang lho itu. Jadi bener atau nggak nih?
Kalo dari kubu Nasdem, jelas mereka mengatakan kalau itu tidak benar. Lalu bagaimana dengan bukti yang sudah beredar? Ituuu, surat cinta Lucky Hakim untuk teman-teman sesama wasekjen PAN di grup Whatsapp.
Tuh kan gaes, membaca chat di atas eike jadi berlinang air mata. Ternyata selama ini Lucky Hakim jadi bahan bully di PAN? Sampe bilang nggak pernah ikut nimbrung di grup, sekalinya nimbrung ngaku dapet uang Rp 5 miliar dan bantuan logistik senilai Rp 2 miliar.
Nah, mungkin gara-gara ini teman-teman lainnya bete. Nggak bagi-bagi sih. Gitu kali ya? Kalo gitu sih jahat banget! Lihat dong muka Babang Lucky yang ganteng jadi kurang bercahaya, murung-murung khawatir gitu khan yesss. Hiks
Hmm, tapi nih gaess, walau isi chatnya sudah menyebar, Lucky Hakim tetap merasa difitnah gitu loh. Eike kan jadi bingung sebenernya itu bener atau nggak. Bisa nggak sih dibuktiin aja gitu. Panggil ahli telematika mungkin? Atau panggil Mbah Mijan aja biar bisa diterawang? Bener nggak?
Bener dong? Daripada kedua belah pihak saling berdebat soal kebenaran, ya mending dibuktikan saja. Kan harusnya data chat seperti itu bisa dilacak. Daripada kita-kita dibikin galau kan yesss?
Hmm, pokoknya, siapa pun yang bohong, semoga aja kalah di Pileg 2019. Amin gak gaes?
Penulis, John Gardner pernah bilang, “Warga negara dapat menghidupkan kembali institusi politik dan pemerintahan, membuat mereka bertanggung jawab dan akuntabel, dan membuat mereka jujur. Tidak ada orang lain yang dapat melakukannya.”
Jelas ya, masa depan negeri ini di tangan kita sebagai warga negara, para pemilih calon pemimpin dan wakil rakyat. (E36)