Site icon PinterPolitik.com

Supersemar Jadi Semarmendem

Supersemar Jadi Semarmendem

Berdasarkan tuntutan, dana Yayasan Supersemar yang harus dikembalikan pada pemerintah sebesar Rp 4,4 triliun. Namun kabarnya, belum semua dana diketahui keberadaannya.


PinterPolitik.com

“Kita tunggu saja, kita sudah bantu juga telusuri aset-asetnya. Datanya sudah kita sampaikan ke pengadilan, termasuk rekeningnya sudah diblokir sekian lama, kita tunggu saja nanti seperti apa.” ~ Jaksa Agung M. Prasetyo

[dropcap]Z[/dropcap]aman Orde Baru dulu yang namanya Yayasan Supersemar itu hits banget lho, konon katanya, yayasan ini banyak membantu para pelajar kurang mampu mendapatkan pendidikan tinggi melalui beasiswa.

Memang sih di awal-awal, tujuan mulia tersebut sempat berjalan. Tapi seiring waktu berlalu dan dana yang terkumpul lumayan banyak, ternyata eh ternyata, baru deh ketahuan kalau yayasan ini hanya sebagai kedok penggalangan dana buat kantong Keluarga Cendana dan kroni-kroninya.

Hadeeuuh, padahal kalau dari kekayaan, kurang apa sih sebagai keluarga presiden yang berkuasa selama 32 tahun? Para kroninya juga, pasti selain punya jabatan, cipratan uangnya juga ga kalah banyak. Tapi kok, masih senang nilep juga sih. Pakai topeng sumbangan segala lagi. Dosanya dobel kali tuh ya? Hmmm, semoga aja.

Nah sekarang setelah ketahuan belangnya, Pemerintah melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berniat untuk menyita dana yang konon total jumlahnya mencapai Rp 4,4 triliun. Itu dana ‘asli’ lho ya, sebab bunganya engga dihitung. Padahal kalau bunganya satu persen saja, kita sudah bisa beli mobil tuh, wiidiiw ngeri!

Beritanya sih, dana tersebut disimpan dalam 113 rekening di beberapa bank. Ada juga aset berupa tanah yang luasnya mencapai 16 ribu meter persegi di beberapa tempat, termasuk Gedung Granadi di Jl. Rasuna Said, Jakarta, serta sejumlah mobil dengan tahun pembelian yang berbeda-beda.

Tapi setelah dihitung-hitung, ternyata total keseluruhannya itu baru mencapai Rp 1 triliun saja. Walah, terus Rp 3,4 triliun lainnya kemana ya? Nah itu dia yang masih menjadi misteri. Bisa saja dana sebesar itu sudah dipendem di sebuah negara yang memiliki kerahasiaan bank sangat tinggi. Kira-kira di mana ya? Hmm.

Padahal, kalau saja dana itu benar-benar bisa balik semua, pasti Menteri Keuangan Sri Mulyani enggak bakal “kesetanan” memungut pajak biar APBN kita enggak defisit terus menerus. Uang Supersemar sebesar Rp 4,4 triliun itu, kalau dibikin Semarmendem pasti juga bikin anak-anak balita di Asmat enggak kekurangan gizi lagi. Karena selain enak, Semarmendem itu sehat dan bergizi tinggi, lho.

Yah, sebagai warga biasa, tentu yang bisa dilakukan hanyalah berdoa saja. Semoga saja uang Supersemar ini suatu saat nanti bisa benar-benar diubah menjadi Semarmendem, supaya di negara yang seharusnya gemah ripah loh jinawi ini enggak akan ada yang kekurangan gizi lagi. (R24)

Exit mobile version