HomeTerkiniSumringah Penjual Nasi Goreng

Sumringah Penjual Nasi Goreng

pinterpolitik.comKamis, 5 Januari 2017.

Halaman belakang Istana Kepresidenan Bogor, beberapa pedagang kaki lima menjajakan aneka makanan dan minuman. Mereka  diundang, khusus  menyediakan konsumsi bagi para anggota Kabinet Kerja, jurnalis, serta staf Istana Kepresidenan atas instruksi langsung dari Presiden.

Presiden  Joko Widodo saat itu sedang memimpin rapat kabinet paripurna perdana tahun 2017. Saat rehat, para menteri dan pejabat lainnya tampak menikmati makanan yang disajikan oleh para pedagang kaki lima.

Ialah Rohmad dan Nurhadi yang berpeluh ketika duduk bersila di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Dua kancing kemeja batik Rohmad bagian atas dibuka sambil berkipas dengan tangannya.

Mereka bertiga bersama temannya satu lagi yang juga berdagang nasi goreng. Mereka menyeruput kopi hitam hangat sambil menyunggingkan senyum, sederhana tapi terlihat bahagia.

Foto: newsmedia.co.id

“Alhamdulillah, di sini tadi cepat habisnya. Enggak ada berapa jam sudah habis,” kata Rohmad, Rabu (4/1/2017).

Rohmad dan teman-temannya biasa berdagang di dekat RS Gunung Salak, Kota Bogor. Tetapi hari ini spesial, mereka diundang ke Istana Bogor untuk menyajikan hidangan andalan mereka. Bicara soal nasi goreng kaki lima, pengalaman Rohmad memang sudah diukir sejak tahun 1999. Kini dia mendapat kesempatan istimewa.

“Ini sudah dua kali saya ke sini. Kemarin hari Senin (2/1) saya juga ke sini karena dipesan Pak Jokowi,” ujar Rohmad.

Dia tak menyangka hari ini kembali diorder oleh Presiden Jokowi. Tetapi kali ini dia diminta menyajikan untuk pewarta dan beberapa staf Istana Kepresidenan. Seporsi nasi goreng ataupun mi dihargai Rp 12 ribu. Hari ini dia dan teman-temannya bisa menyajikan 100 porsi, sehingga Rp 1.200.000 mereka kantongi, yang kemudian sebagian dibelanjakan untuk bahan baku.

“Saya sih pingin suatu hari diundang lagi, buat Pak Presiden, supaya lebih dekat,” ungkap Rohmad.

Dia lalu bercerita tentang Latif, yang diminta menyajikan nasi goreng untuk Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla, dan para menteri. Latif sudah tiga kali diundang ke Istana Bogor.

“Kalau Pak Latif waktu malam tahun baru sudah dipanggil ke sini. Malah ternyata anak Pak Jokowi itu sering beli mi godok Pak Latif,” cerita Rohmad.

Tak lama setelah itu, Rohmad dan Nurhadi mendapat bayaran dari dagangannya. Senyum mereka makin merekah saat menerima lembaran-lembaran merah itu. Sementara itu, Latif masih bertugas di dalam Istana. Latif baru pulang setelah sidang kabinet paripurna selesai dan para menteri berangsur meninggalkan Istana. Latif mendorong gerobaknya keluar dari kompleks Istana sembari bercerita bahwa dirinya sering mendapat pesanan dari keluarga Presiden Jokowi.

“Ya, anak-anaknya (sering pesan). Tapi di sana (tempat biasa berjualan), bukan hari ini,” kata Latif. (detk.com/A11)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

UMKM Motor Ekonomi Dunia

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara berkembang seperti Indonesia...

Jembatan Udara Untuk Papua

PinterPolitik.com JAKARTA - Pemerintah akan memanfaatkan program jembatan udara untuk menjalankan rencana semen satu harga yang dikehendaki Presiden Joko Widodo. Menurut Kepala Pusat Penelitian dan...

Kekerasan Hantui Dunia Pendidikan

PinterPolitik.com Diklat, pada umumnya dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian serta etika kepada anggota baru. Namun kali ini, lagi-lagi Diklat disalahgunakan, disalahfungsikan, hingga...