Site icon PinterPolitik.com

Sri Mulyani “Lawan” Arief Poyuono

Sri Mulyani “Lawan” Arief Poyuono

Sri Mulyani lawan Arif Poyuono (foto: Tempo.co)

Sebab seorang ksatria cahaya tahu bahwa dia punya macam-macam kewajiban dan tanggung jawab”. – Paulo Coelho


Pinterpolitik.com

Arief Poyuono sebagai seorang politisi mempunyai gaya berpakaian dan cara bicara yang khas ya gengs. Dengan gaya komunikasi dan berpakaian yang selalu memakai peci hitam itu, politikus Partai Gerindra itu menjadi gampang untuk dikenali. Bahkan nih gengs, hanya mendengarkan suaranya, pasti kita sudah dapat menebak siapa yang berbicara.

Apalagi kalau kita teringat ketika doi berdebat dengan politikus PDIP Adian Napitupulu yang membicarakan Indonesian first di acaranya Najwa Shihab. Upsss.

Nah, sadar atau tidak, belakangan ini popularitas Arief Poyuono sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra semakin naik gengs. Publik semakin mengenalnya karena memang doi sebagai salah satu orang yang paling keras dalam memberikan kritik terhadap penyelenggaraan Pemilu saat ini.

Menurut doi nih, dalam Pemilu serentak kali ini terjadi banyak sekali kecurangan. Sehingga, berbagai cara doi lakukan agar masyarakat menolak hasilnya. Dari ikut menyerukan people power, sampai menyerukan ungkapan tolak bayar pajak.

Arief Poyuono tiba-tiba menyerukan ajakan tolak bayar pajak. Wah, ibaratnya, secara tidak langsung Arief menyulut api peperangan nih sama salah satu Srikandi Indonesia. Share on X

Beh, kalau sampai beneran banyak yang tidak membayar pajak, bisa berabe nih negara. Dijamin pendapatan negara akan merosot dan memberikan pengaruh terhadap ekonomi dan APBN ke depannya.

Kalau kita ingat ya gengs, upaya Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam menarik pajak begitu keras hingga terseok-seok, bahkan sampai meluncurkan program tax amnesty, adalah agar pajak dari luar negeri masuk ke Indonesia. Eh ini malah ada politisi yang tiba-tiba menyerukan ajakan tolak bayar pajak. Wah, ibaratnya, secara tidak langsung Arief menyulut api peperangan nih sama salah satu Srikandi Indonesia.

Lagian cuy, bukannya dulu pada tahun 2016, Fadli Zon sebagai kolega Arief pernah mengusulkan agar dana bantuan untuk partai politik naik dari Rp 108 jadi Rp 5.000 per suara? Bahkan tahun 2018 doi usul lagi agar menjadi Rp 10.000 per suara. Kok jadi kontraproduktif ya, minta dana Parpol naik, tapi menolak bayar pajak. Kan dana parpol juga dari APBN yang bersumber dari pajak. Hadeh.

Benar saja, setelah Waketum Partai Gerindra ini menyerukan ajakan tolak bayar pajak, Sri Mulyani langsung angkat bicara. Doi langsung “menyemprot” Arief loh.

Sri Mulyani mengatakan bahwa sebenarnya ketentuan terkait pajak sudah diatur oleh Undang-Undang. Bu Ani bilang bahwa kalau mau mendapatkan hak, harusnya juga menjalankan kewajiban. Toh Arief Poyuono juga WNI kan. Begitu ungkap Menteri Keuangan cuy.

Wah, main-main nih Arief Poyuono, masa memberikan ancaman sampai seperti itu? Kalau sikapnya sepert itu sih jauh banget ya dari sikap seorang negarawan. Lagian emang nggak mau dapat uang dari pemerintah? Kan lumayan, setidaknya bisa mengurangi beban finansial partai. Apa mau mengikuti saran dari Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf Amin, Arya Sinulingga bahwa khusus anggota DPR Fraksi Gerindra tidak usah digaji dan tidak diberikan THR? Hayo, gimana? THR kan dari duit pajak juga. Hayo. (F46)

Exit mobile version