“Mereka yang tidak tahu bagaimana caranya hidup, harus tahu cara meninggal yang baik.”
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]etua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, menanggapi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut pidatonya sebagai Ketua MPR itu sangat politis dan menyesatkan. Hmmm, menurut kalian apa benar Ketua MPR kita tidak sesat?Atau gimana nih? Wkwkwkw.
Awalnya gengs Sri Mulyani menyebut pidato Zulkifli di sidang tahunan MPR politis dan menyesatkan. Sri Mulyani juga terus menyalahkan pengelolaan utang periode pemerintahan sebelumnya.
Nah, Zulkufli yang mengetahui hal ini lantas tidak tinggal diam, ia langsung menanyakan balik. “Siapa sebenarnya yang menyesatkan? Berikut adalah jawaban saya.” Dalam akun twitternya @ZUL_hasan.
Zulkifli menjelaskan sumber data yang disebutkannya adalah berdasarkan Nota Keuangan 2018. Dalam dokumen Nota Keuangan tersebut, ia tak melihat ada pembayaran pokok utang. Ia mempertanyakan angka Rp396 triliun yang Sri sebutkan. Weleh-weleh, lagi ngantuk kali pak, jadi kayak ngelantur gitu deh. Ehehehe.
Zulkifli juga mensimulasikan dan menganggap data Sri benar soal utang Rp396 triliun. Maka bila ditambah pembayaran bunga utang Rp238 triliun, maka jumlah total beban utang sebenarnya menjadi Rp634 triliun. Sebab, tak mungkin membayar utang pokoknya saja, tapi juga bunganya.
Sri Mulyani juga selalu mengungkit bahwa utang saat ini adalah warisan masa lalu, khususnya ketika Zulkifli menjabat Menteri Kehutanan periode Pak SBY. Zulkifli justru menyebut Sri Mulyani lupa bahwa dirinya adalah juga Menteri Keuangan di periode SBY. Sekali lagi, Menteri Keuangan. What? Wkwkwk.
Sebelumnya, Sri Mulyani menganggap kritikan Zulkifli yang mengatakan pembayaran pokok utang pemerintah yang jatuh tempo pada 2018 sebesar Rp400 triliun tidak wajar, alias sesat dan bermuatan politis.
Dia menjelaskan, hal itu karena pembayaran pokok utang 2018 sebesar Rp396 triliun dihitung berdasarkan posisi utang per akhir Desember 2017. Dari jumlah itu, 44 persen adalah utang yang dibuat pada periode sebelum 2015 atau sebelum Presiden Joko Widodo menjabat.
Hmmm, jadi intinya gengs, yang menyesatkan itu siapa nih, Mentri Keuangan kita atau Ketua MPR kita? Atau dua-duanya nih yang tersesat? Wkwkwkwk.(G35)