Setelah terdepak sebagai calon gubernur Partai Gerindra, Deddy Mizwar kini berupaya mendekati Partai Banteng. Aksi jual program lagi Pak?
PinterPolitik.com
“Jenis politik praktis yang paling banyak adalah politik sopan santun.” ~ Theodore Roosevelt
[dropcap size=big]S[/dropcap]opan santun itu perlu, apalagi kalau lagi ada mau. Maka, demi sopan santun ya harus maju. Begitulah, pada akhirnya Diddi Mizwir terpaksa mendatangi partai politik (parpol) satu persatu. Sebagai wakil gubernur di wilayah paling barat Jawa, ia punya alasan untuk bertamu sambil ‘jualan’ program baru.
Dalam hati Diddi, sebenarnya enggan bersafari sambil menawarkan diri begini. Tapi demi ambisi, mau gimana lagi? Padahal, dulu permintaan untuk sowan ke cabang partai yang awalnya mendukung dia aja, ditolak mentah-mentah. Eh, sekarang malah harus beramah-ramah, bahkan dengan parpol sebelah yang dulu enggan ia jamah.
Diddi mungkin sudah dapat pelajaran mengenai pentingnya bersikap sopan. Karena ternyata, orang yang enggak sopan bisa begitu saja ditendang. Padahal, sudah susah payah ia mendekati sang juragan, eh yang ngamuk sampe nendang malah orang bawahan. Sungguh, enggak enak rasanya di PHP-in begitu….
Kedatangan Deddy_Mizwar_ diterima Sekretaris DPD PDI_Perjuangan Jabar beserta sejumlah pengurus lainnya. https://t.co/hc5S2Y2gxr
— Dinda (@gutawadinda) October 16, 2017
Tapi untunglah dia punya kuasa. Siapa yang mampu menolak orang nomor dua di wilayah mereka? Bahkan sosis dan larutan penyegar saja, ia yang punya. Tentu saja kedatangannya diterima dengan tangan terbuka oleh parpol mana saja. Walau sebenarnya mereka enggak punya tempat lagi buat dia, tapi Diddi kan harus dihormati sebagai penguasa. Jadi ya, mau bagaimana?
Sepak terjang Diddi ini pun tak lepas dari pantauan sang penantang yang kebetulan namanya sama, Didi juga. Sebagai informasi, di wilayah ini emang banyak banget yang namanya Didi, cuma kadang versinya aja yang dibedain. Misalnya, Diddi dengan dobel ‘d’ atau satu ‘d’, kadang ada yang pake ‘i’, lainnya pake ‘y’. Kalau buat kids zaman now, mungkin jadi Didi versi o.1, 0.2. atau KW 01, 02, dan seterusnya, gitu deh.
Nah, kehadiran Diddi di parpol besannya, ternyata tidak membuat gelisah si Didi. Enggak segelisah sewaktu parpolnya sendiri lebih suka ngusung orang lain – yang bukan bernama Didi. Soalnya, ternyata si Didi ini yakin kalau parpol besan enggak akan selingkuh kayak partainya. Apalagi akad nikahnya bakal diadain seminggu lagi.
Jadi respon Didi terhadap kedatangan Diddi pun disambut gembira, bahkan menegaskan kalau sudah tak ada sekat lagi diantara mereka. Wah, Didi ini memang baik hati sekali, selalu positif memandang orang lain, walau sebetulnya tetap ada dag dig dug di hati. Ah, andai saja Diddi dan Didi bisa lebih sehati, mungkin akan lebih meriah perayaan demokrasi di wilayah ini. (R24)