Site icon PinterPolitik.com

Setnov Nelangsa

Setnov Nelangsa

Setya Novanto. (Foto: Kompas)

“Seorang menjadi sengsara karena ia berpikir dirinya begitu. Begitupun dengan bahagia”. ~ Seneca


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]etya Novanto mengalami fase kehidupan yang tak indah. Lengser dari dua jabatan strategis menjadi bumbu pahit perjalanan hidupnya.

Tak kepalang, Setya Novanto yang sedang dalam puncak kariernya dilengserkan dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua DPR RI.

Sepertinya bukan karena jebakan, Setya Novanto berubah menjadi nelangsa karena ulahnya sendiri. Soal benar atau salah tinggal dibuktikan di persidangan, jangan malah diperdebatkan, gggrrrrr.

Tapi, bukankah Setya Novanto akan mengajukan jadi justice collabolator (JC)? Otomatis kalau mau JC itu harus mengakui apa yang ia perbuat dulu dong, setelah itu baru dah yang ditunggu adalah konsistensi dan kebenaran pernyataannya weleeeh weleeeh.

Kalau sudah ngaku bukankah tak perlu ada pembantahan lagi nih, weleeeeh weleeeeeh.

Nelangsa sudah menjadi nasib hidup yang dijalani Setya Novanto. Apalagi kini Setya Novanto menjadi penghuni resmi Rumah Tahanan KPK. Hmm, semakin nelangsa saja perjalanan hidupnya.

Dulu Setya Novanto bergelimangan harta, bahkan harga jam tangannya saja senilai Rp 1,68 milyar. Wewwww fantastis. Ya namanya dulu pasti berbeda dengan kondisinya kini, weleeeeh weleeeeh.

Setya Novanto dulu bukanlah yang sekarang. Kalau kata Setya Novanto, hidupnya kini seperti rakyat biasa. Setya Novanto kini sarapan mie instan. Nah kalau mau pakai batik di persidangan, batiknya hanya itu – itu saja bahkan jam tangan yang dikenakan juga kini menggunakan yang abal – abal. Puk, puk, puk, sabaaar ya weleeeeh weleeeeh.

Kini Setya Novanto tak lagi tinggal di kawasan mewah di Jakarta Selatan, tapi justru mendekam di Rumah Tahanan yang serba seadanya, belajar menjadi sederhana ya, weleeeh weleeeh. Makan, makan sendiri, tidur, tidur juga sendiri. Huhuhu.

Nah kalau dulu kan Setya Novanto itu  pejabat tinggi, jadi kalau mau apa – apa serba dilayani. Kalau sekarang berhubung sudah dengan kondisi begini, Setya Novanto harus melayani dirinya sendiri, uhuk, uhuk. Emang enak ngurus diri sendiri, ahhh syudahlaahhh. (Z19)

Exit mobile version