Akhirnya, Setya Novanto berhasil dibekuk juga oleh KPK. Aksi Papa yang menghebohkan seluruh negeri ini, kabarnya bikin malu warga NTT. Bahkan ada yang mengaku kalau mereka mencabut dukungan untuk Papa. Ini baru cilaka!
PinterPolitik.com
[dropcap]U[/dropcap]sai drama kecelakaan Papa yang sangat menghebohkan serta mencengangkan seluruh negeri, sepertinya banyak Netizen yang sudah mulai mual-mual mendengar kata “tiang listrik”. Apalagi pihak PLN pun telah mengonfirmasi kalau yang ditabrak Papa bukanlah tiang listrik, tapi tiang lampu. Jadi ya sudahlah, sepertinya si tiang sudah ikhlas.
Walau begitu, di belahan Indonesia Timur, masih ada yang belum ikhlas. Mereka adalah warga Nusa Tenggara Timur (NTT), tempat di mana Papa bernaung dan mendapatkan tahta di Pemilihan Umum (Pemilu) sebelumnya. Merekalah para pengusung garis keras Papa, buah dari kemurahan hati Papa pada warga di sana.
Mungkin belum banyak yang tahu, di NTT, keberadaan Papa dipuja-puja layaknya dewa. Bahkan belum lama ini, para pemulung di sana bikin acara doa bersama untuk kesembuhan Papa. Sebelumnya, mereka juga berharap agar KPK menghentikan proses penyelidikan terhadap Papa. Sungguh mengharukan sekali permintaannya.
(5). Pekerjaan pemulung sangat mulia karena membantu masyarakat dalam mengatasi sampah dan menjaga kebersihan lingkungan. pic.twitter.com/hqK2vMNH0N
— Setya Novanto (@sn_setyanovanto) November 14, 2017
Sayangnya, akibat ulah tiang listrik a.k.a tiang lampu jalan, Papa jadi bulan-bulanan ledekan satu negara. Tak heran bila masyarakat di NTT sampai terluka hatinya. Saking sakit hatinya, sebuah organisasi yang mengatasnamakan warga NTT sampai ingin menarik dukungannya pada Papa.
Pernyataan menarik dukungan itu, dinyatakan oleh Sarah Lery Mboeik, Direktur Pengembangan Inisiatif dan Advokasi Rakyat (PIAR) NTT. Wanita kelahiran Rote ini, dikenal sebagai aktivis Hak Azasi Manusia (HAM) di Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara.
Sebagai sosok yang selalu membela kepentingan masyarakat NTT, Sarah sepertinya tak rela bila mereka harus ikut menanggung malu atas ulah Papa yang kisahnya kayak drama di sinetron-sinetron Indonesia. Sehingga ia pun mengatakan, kalau warga NTT menarik dukungannya pada Papa.
Entah apakah pernyataannya ini benar atau sekedar emosi saja, mengingat di akar rumput, Papa akan tetap dipandang tinggi dan dipuja-puja. Sehingga ada baiknya, kita memberi simpati pada warga yang ada di provinsi paling Timur Indonesia. Jangan sampai drama dua babak Papa, memberi cilaka bagi warga yang selama ini telah dibelanya. (R24)