HomeCelotehSetnov Berobat, Papa Bertobat

Setnov Berobat, Papa Bertobat

Papa…, jabatan dan kekuasaan di dunia itu sesuatu yang fana. Bertobatlah!


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]B[/dropcap]anyak pihak yang meragukan Papa saat terbaring lemah tak berdaya di RS Premier Jatinegara, Jakarta Timur beberapa waktu lalu. Tak sedikit yang menghujat bahkan berteriak bahwa Papa melakukan pembohongan publik.

Tak elok rasanya kalau publik selalu menghakimi Papa sebagai seorang pejabat negara secara bertubi-tubi.

Sebenarnya, kalaupun sakitnya sungguhan, kita harusnya prihatin dan menyarankan Papa untuk mundur dari Ketua DPR RI. Lho ko gitu? Karena kita sebagai masyarakat harus menyayangi wakil rakyat kita. Jangan sampai dia sakit akibat terlalu fokus kerja demi rakyat dan baiknya agar Papa lebih memperhatikan kesehatannya saja.

Entah mengapa, publik selalu meragukan apa yang terjadi dan dialami oleh Papa. Bahkan masyarakat terkesan memiliki mosi tidak percaya kepada Papa.

Seorang pujangga pernah melemparkan ungkapan, “Seribu kebaikan akan terhapus oleh setitik kesalahan”. Hmmm… Mungkin rasanya ungkapan ini lebih cocok terbalik, “Seribu kesalahan Papa akan terhapus oleh seribu kesalahan Papa lainnya, hahaha”.

Namun, kini saatnya publik harus membuka kacamata kudanya terhadap apa yang terjadi dengan Papa. Jangan selalu menjadi hakim yang tega menjatuhkan hukuman bagi Papa. Kasihan.

Papa berobat diragukan. Namun, bagaimana bila Papa ingin bertobat? Masih percayakah?

Hussssss… dahulukan baca, jangan mencibir dulu ya hehehe

Papa telah dinobatkan sebagai warga Nahdiyin (Anggota Nadhatul Ulama) yang dapat dibuktikan dengan Kartu Tanda Anggota (KTA) yang diberikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj kepada Papa beberapa bulan yang lalu.

Gayung bersambut, tepat pada Hari Santri Nasional di Probolinggo merupakan titik pencerahan bagi Papa untuk bertobat dan senantiasa ingin mendekatkan diri dengan santri dan ulama.

Baca juga :  Dinasti Megawati di DPR?

Catatan bagi Papa bila sudah istiqomah untuk bertobat, katakanlah sejujur-jujurnya tentang keterlibatan Papa disejumlah kasus hukum. Jangan malu untuk mengakui kesalahan, jika terlibat, maka akuilah sehingga proses tobat akan menjadi lebih sempurna.

Jika bersalah maka pertanggungjawabkan. Jangan mencari cara untuk berkamuflase lagi, karena kini Papa akan bertobat jadi pribadi yang lebih baik.

Papa…, jabatan dan kekuasaan di dunia itu sesuatu yang fana.

Sebagai epilog, bila mungkin sebelumnya Papa berpura-pura berobat mungkin masih ditolerir, tapi kalau sekarang Papa berpura-pura bertobat? Hmm bener – bener kebangetan bikin rusak sudah dunia persilatan. Heuh!

(Z19)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Wali Kota Depok ‘Biduan Lampu Merah’

"Kualitas humor tertinggi itu kalau mampu mengejek diri sendiri. Cocok juga ditonton politisi. Belajar becermin untuk melihat diri sendiri yang asli, " - Butet...

DPR Terpilih ‘Puasa Bicara’

“Uang tidak pernah bisa bicara; tapi uang bisa bersumpah,” – Bob Dylan PinterPolitik.com Wakil rakyat, pemegang amanah rakyat, ehmmm, identitas yang disematkan begitu mulia karena menjadi...

Ridwan Kamil Jiplak Jurus Jokowi

“Untuk melakukan hal yang buruk, Anda harus menjadi politisi yang baik,” – Karl Kraus PinterPolitik.com Pemindahan Ibukota masih tergolong diskursus yang mentah karena masih banyak faktor...