Site icon PinterPolitik.com

Sepucuk Surat untuk Trump

Foto: global.liputan6.com

Ia juga menyerukan perkembangan negara AS sebagai milik semua bangsa, karena kemajuan AS tidak lepas dari kehadiran dan upaya konstruktif dari pengusaha dan ilmuwan dari berbagai negara, termasuk jutaan warga Iran.


pinterpolitik.com

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump seakan-akan tidak berhenti mendapatkan suara-suara kritik tentang dirinya. Salah satu di antaranya  disuarakan oleh mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, terkait pelarangan imigran Muslim ke AS, Minggu (26/2/2017). Iran merupakan salah satu dari tujuh negara yang terkena larangan untuk masuk ke AS.

Ahmadinejad juga menilai bahwa AS merusak tatanan kedamaian di dunia dengan membuat ketidakamanan dan perang dengan propagandanya. Karena hal itulah Mahmoud Ahmadinejad mengkritik kebijakan Trump melalui sepucuk surat terbuka.

Surat itu disebarluaskan di laman situsnya yang bisa dibaca dalam bahasa Inggris dan Farsi. Surat tersebut berisikan tentang bagaimana Ahmadinejad melihat Trump telah jujur menggambarkan sistem politik dan pemilu yang korup dan antirakyat.

Ia juga menyerukan perkembangan negara AS sebagai milik semua bangsa, karena kemajuan AS tidak lepas dari kehadiran dan upaya konstruktif dari pengusaha dan ilmuwan dari berbagai negara, termasuk jutaan warga Iran.

Ahmadinejad juga menyinggung tentang pentingnya lelaki menghargai seorang wanita. Hal ini terkait dengan sikap Trump yang dinilai mempunyai banyak “korban” dari kalangan perempuan. Ahmadinejad menyebutkan bahwa lelaki yang besar dalam sejarah  harus memberikan penghormatan tertinggi kepada perempuan.

Ahmadinejad, yang mengakhiri jabatannya pada  2013, memang sering mengirimkan surat terbuka kepada para pemimpin di dunia. Sebelum Trump, Ahmadinejad  pernah mengirimkan surat untuk mantan Presiden AS Barrack Obama, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Pemimpin Umat Katolik Sedunia, Paus, termasuk juga 18 halaman surat resmi kepada mantan Presiden AS George W. Bush.

Mahmoud Ahmadinejad memang terkenal sebagai sosok yang kritis. Mantan Presiden, yang memimpin Iran selama dua periode, pernah menyampaikan pidato politik yang seakan-akan memberi sinyal bahwa dirinya akan maju lagi untuk ketiga kalinya pada pemilihan presiden Iran, Mei 2017. (Berbagai sumber/A15)

Exit mobile version