Site icon PinterPolitik.com

Sepeda Jokowi vs Kuda Prabowo

Prabowo Gocek, ‘Indonesia Bubar’?

Ilustrasi: Y14

Balapan beberapa saat lagi akan dimulai!


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]M[/dropcap]inggu pagi yang cerah, rumah di sudut gang itu sudah riuh oleh suara televisi. Abdul bela-belain bangun pagi untuk menonton balapan dengan tajuk “Sepeda vs Kuda di Setengah Musim”.

“Di sudut merah, mengendarai sepeda balap – yang bisa didapatkan dengan menyebut 5 nama ikan – pria yang telah berlatih dari barat sampai ke timur dengan dukungan kelompok balap KKR alias Koalisi Kok Ribut: Paakkk-deee”.

Begitulah suara keras komentator di televisi.

 “Dan di sudut biru, mengendarai kuda berjenis lusiano – yang kalau mau punya, harus gadai sertifikat tanah, rumah, perhiasan, BPKB motor, ijazah dan surat nikah karena harganya Rp 3 miliar per ekor – pria yang latihan di area rumahnya sendiri dengan dukungan KKK alias Koalisi Kok Kabur, Jeeeenn-deralll”.

Abdul bersemangat! Sayang, tidak ada pop corn untuk menemani, yang ada hanya singkong rebus sisa semalam. Maklum, ekonomi lagi lesu dan daya beli melemah!

“Balapan ini adalah uji kecepatan dan ketangkasan.”

“Kedua pebalap telah bersiap-siap! Tiga, dua, satuu!” Doorrr! Suara pistol menandai dimulainya perlombaan.

“Kita saksikan, pemirsa, kedua pebalap saling susul. Pakde terlihat mengayuh dengan cepat! Sementara Jenderal tidak mau kalah, memecut kudanya agar berlari cepat”.

“Pakde sejauh ini masih unggul!”

“Wow, terlihat ada seorang pebalap mendekati Pakde! Ah, dia adalah Papamin Tasaham – nama yang aneh pemirsa. Tapi, ahhh, sayang sekali, Papamin terjatuh! Walaupun jatuh, ia bangkit kembali dan melanjutkan pertandingan. Terlihat penonton membentangkan spanduk bertuliskan ‘Freeport’ – entah apa artinya itu.”

 “Lalu, muncul lagi seorang pebalap berbaju kotak-kotak mendekati Pakde. Ia membawa spanduk bertuliskan ‘tangkap maling-maling’.”

“Dan, ahhh, sayang sekali, pemirsa! Ia juga terjatuh dengan keras dan terluka parah. Pakde sampai harus melambat gara-gara itu. Terlihat penonton berpakaian putih-putih dengan tulisan ‘212’ bersorak-sorai!”

“Akibat insiden itu, akhirnya Jenderal berhasil melewati Pakde! Terlihat juga ada dua orang yang menunggang satu kuda dengan spanduk bertuliskan ‘Oke-Oce’ – entah apa artinya. Di belakangnya juga ada pria berpakaian putih-putih yang begitu bersemangat berteriak-teriak – wah, kayak orator demo kelihatannya!”

“Jenderal melaju dengan kecepatan penuh! Ow ow ow, ada lubang menghadang di depan! Jenderal berhasil menghindar dua lubang itu yang kelihatan bertuliskan ‘Per Puor Mas’ dan ‘Rekla Masi’!”

“Tapi, sayang, Oke-Oce terjatuh ke dalam lubang Rekla Masi! Dan, ahh, pria berpakaian putih-putih membelokkan kudanya ke luar arena! Wah, dia kaburr?”

“Wow, Pakde akhirnya bisa menyusul! Walaupun demikian, lubang-lubang rintangan di depannya juga menanti!

“Pakde berhasil melewati lubang pertama bertuliskan ‘Pe Ka’i’, lubang kedua bertuliskan ‘5.000 senjata’ juga dilewati, dan …! Ahh, sayang sekali roda sepeda nyangkut di lubang ketiga bertuliskan ‘Petu Gaspartai’!”

“Kesempatan Jenderal untuk menyusul? Dan, ahayy! Sayang pemirsa, kuda Jenderal terjatuh! Tampaknya kelelahan! Apa nggak dikasih makan dan minum? Habis modal mungkin?”

“Wasit SMRC, CSIS, Median dan KedaiKopi memutuskan pertandingan dihentikan dengan hasil keunggulan Pakde. Perlombaan akan dilanjutkan di 2019”.

Plakkk!

Sebuah sandal jepit mengenai tangan Abdul. Pendekar berdaster berdiri di ujung pintu!

“Woi, Dul! Nonton tipi pelan-pelan! Didemo orang sekelurahan nanti! Mandi sana, badan lu bau roket ilmuwan bodong. Ciee, yang pedekate cewek!”

Busyet, bini gue dah jadi kayak pendekar silat!

(S13)

Exit mobile version