Site icon PinterPolitik.com

Semringah Khofifah di Pilgub Jatim

Semringah Khofifah di Pilgub Jatim

Istimewa

“Menurut quick count, Insya Allah kami menang. Mohon doanya. Mudah-mudahan kemenangan yang kami peroleh menjadi mata rantai untuk menjadikan Jawa Timur lebih baik,” ~ Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.


PinterPolitik.com

[dropcap]K[/dropcap]hofifah Indar Parawansa, siapa yang tak kenal nama ini. Mantan Menteri Sosial ini sedang senyum semringah setelah melihat hasil hitung cepat (quick count) dari beberapa lembaga survei yang memenangkan dirinya bersamaEmil Elestianto Dardak di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim). Cie cie yang akhirnya jadi Gubernur.

Menjadi Gubernur Jatim merupakan penantian panjang Khofifah. Pasalnya sebelum ini, dirinya juga sempat maju dalam Pilgub 2008 dan 2013 untuk memperebutkan kursi Gubernur Jatim. Tapi ya gitu deh, Khofifah saat itu keok dari Soekarwo-Saifullah Yusuf di dua Pilgub tersebut. Malang nian nasibmu dulu.

Tapi kalau saja dua Pilgub sebelumnya membuat kapok Khofifah, mungkin saat ini dia gak akan menjadi Gubernur Jatim. Meski Cagub pesaingnya pada Pilgub saat ini dahulu merupakan Wakil Gubernur petahana, gak menjadikan Khofifah jiper dan minder tuh. Ini baru namanya Man Jadda WaJadda (siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil). Mastah!

Asal tau aja guys, demi menjadi gubernur, Khofifah rela meninggalkan empuknya kursi menteri. Kalau yang lain kan dicopot dulu baru nyalon jadi gubernur. Kayaknya, Khofifah emang udah ngebet  pingin ngerasain empuknya kursi Jatim-1.

Eike jadi penasaran nih, kemenangan Khofifah ini faktor sebenernya apa ya?Apa gegera faktor sosok pasangan cawagubnya, si Emil Dardak itu? Mmm, bisa jadi sih. Mungkin dia si pembawa hoki. Dulu di Pilgub 2008 saat berpasangan dengan Mudjiono, Khofifah keok. Begitu juga saat berpasangan dengan Herman Surjadi pada Pilgub 2013. Tuh artinya sosok Cawagub ikut berkontribusi banyak tuh.

Padahal menurut eike nih ya, seorang Khofifah belum teruji cakap menjadi pemimpin dalam birokrasi. Saat menjabat menteri pun, Khofifah gak menunjukan prestasi yang outstanding. Pintar, kredibel dan jujur aja gak cukup untuk bisa membuat Jatim maju. Butuh pemimpin yang juga disiplin dan keras pada semua jajarannya di bawahnya agar pelayanan pada masyarakat Jatim bisa optimal.

Masyarakat gak butuh presentasi meningkatnya indikator positif di berbagai aspek. Selama secara nyata masih ada masyarakat Jatim nanti yang berkeluh kesah tentang berbagai hal di lapangan, maka di situ lah soeorang Gubernur Jatim telah gagal menjadi pelayan masyarakat. Jadi apakah kualitas kerja Khofifah nanti akan setinggi hasrat dia ketika ingin menjadi Gubernur? Ya kita liat nanti ya guys. (K16)

Exit mobile version