“Sudah usangkah partai turun gunung untuk bagikan sembako dan bahan – bahan pokok untuk masyarakat desa?”
PinterPolitik.com
[dropcap]J[/dropcap]awabannya jelas tidak. Tidak bagi satu partai biru yang punya mars paling fenomenal di media massa.
Lah kok fenomenal? Yai yalah marsnya aja diputer terus setiap hari di media massa, sadar ga sadar masyarakat jadi hapal lagunya. Weleeeh weleeeh.
Bagi – bagi sembako mencirikan partai peduli dengan masyarakat atau lebih mendekatkan diri dengan masyarakat? Hmmm, mungkin juga merasa partainya ingin memberikan manfaat bagi masyarakat. Lalu pertanyaannya perilaku itu salah? Enggak sih, tapi….
Asal bagi – baginya terus menerus aja dan konsisten. Tapi kan biasanya hanya menjelang musim pemilu aja kan partai pada begitu?
Apalagi untuk hitungan partai baru yang masih meraba – raba dukungan masyarakat. Jadi sembako itu buat cari muka ya? Hmmm ga tau deh weleeeh weleeeeh.
Semboyannya sih ingin menggerakkan ekonomi kerakyatan. Semoga aja konsisten dan berkomitmen ya weleeeh weleeeh.
Berani ga terus-terusan gitu? Wkwkwk maksudnya berani mengeluarkan dana partai segitu wkwk. Kalau ngandelin dana partai di Jakarta sih kayanya lumayan juga. Tapi kan itu juga kalau partai biru itu dapet suara banyak wkwkwkwk
Kalau dari itungan nasional sih kayanya dapet ga terlalu banyak juga dana partainya. Hmmm mungkin dari Ketuanya kali ya weleeeh weleeeh.
Politik sembako mungkin bisa jadi strategi ampuh buat partai baru kaya gini, tapi hal ini juga bisa menetapkan partainya sebagai partai musiman atau partai yang dermawan. Waduh weleeeh weleeeh.
Nah mau jadi partai apa hayoooo?
Ngomong-ngomong isi sembakonya apa aja ya? Ah, sudahlah paling bahan pokok 4 sehat 5 sempurna. Ahahahay. Tapi ada yang berbeda kok antara sembako partai biru dan sembako pada umumnya.
Hayoooo apa bedanya? Bedanya itu kalau sembako pada umumnya brand perusahaannya ada tapi ukurannya kecil, nah kalau sembako dari partai itu lambangnya dan ajakan milihnya yang gede banget, sembakonya? Ketutupan lambang partai wkwk
Bisa tahan? Ampun dah wkwkwk. (Z19)