“Insya Allah Demokrat pada 2019 akan mengusung capres dan cawapres yang paling tepat dan yang paling baik. Jika Allah menakdirkan, sangat bisa Demokrat berjuang bersama bapak (Jokowi).” ~ Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
PinterPolitik.com
[dropcap]B[/dropcap]ukan dunia politik namanya kalau gak bergerak dinamis. Begitu juga manuver Partai Demokrat yang kian ke sini kian terlihat merapat mendukung Jokowi. Apa Jokowi itu segitu magnetiknya sampai-sampai Demokrat akhirnya lunglai bertekuk lutut ikut mendukung Jokowi pada Pilpres 2019?
Ketua Umum Partai Demokrat yang juga Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), padahal termasuk yang paling rajin kritik sana-sini tentang kepemimpinan Jokowi. Ya serba berseberangan gitu deh. Pokoknya segala kebijakan Jokowi itu gak ada yang betul. Begitulah kira-kira dalam pandangan Pak SBY dulu.
Sinyal dukungan politik pada Jokowi itu, terlihat dari pidato Pak SBY pada Rapat Pimpinan Nasional Demokrat di Sentul International Convention Center, Sabtu 10 Maret lalu. Kalau sekarang ada indikasi mendukung, mmm artinya bagai menjilat ludah sendiri ini sih. Semacam mendukung tapi gak ikhlas dung ya.
Kayaknya, dukungan politik pada Jokowi karena Pak SBY melihat anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masih belum bisa membangun image tunggal di Koalisi Poros Ketiga. Dibanding Jokowi dan Pak Prabowo, siapa atuh AHY ini, dia kan masih “anak kemarin sore” di dunia perpolitikan. Masih senioran adiknya malahan, si Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyono).
Melihat keunggulan Jokowi dalam berbagai survei elektabilitas Capres 2019 menyebabkan Pak SBY mau gak mau mengorbankan ego politiknya untuk mengusung AHY sebagai Capres. Meski gitu, pasti tetap ada posisi tawar yang diharapkan Pak SBY jika jadi mendukung Jokowi sepenuhnya. Kalau AHY gak dapet Cawapres, minimal jadi menteri lah, biar gak malu-maluin amat.
Strategi Pak SBY untuk merapat mendukung Jokowi ini, bisa dibilang untuk mengamankan pemilih potensial Demokrat yang secara figur lebih memilih Jokowi dibandingkan AHY. Dari pada bikin Koalisi Poros Ketiga yang mengusung AHY sebagai Capresnya, tapi ternyata cuma jadi pemanis Pilpres aja, karena kecil kemungkinan menang. Ya mending merapat ke salah satu kubu, dari pada kalah jadi arang, iya kan? (K16)