HomeCelotehSayembara Sepeda, KPK Sindir Jokowi?

Sayembara Sepeda, KPK Sindir Jokowi?

“Teror merupakan sistem untuk menundukan rakyat, sedang kerakusan berlebihan menjadi tujuan dari pendudukan itu.” – Pramoedya Ananta Toer.


PinterPolitik.com

Usia kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan sudah menyentuh 800 hari. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada petunjuk sama sekali yang mengarah terhadap penyelesaian kasus ini.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menghibahkan sepeda miliknya sebagai hadiah sayembara pengungkapan kasus Novel. Hadiah ini akan diberikan kepada pihak yang dapat mengungkap pelaku dan aktor intelektual penyerangan.

Dengan demikian, kini hadiah sayembara tersebut berjumlah sebanyak tiga sepeda setelah sebelumnya Wadah Pegawai (WP) KPK dan PP Muhammadiyah menghibahkan masing-masing satu sepeda.

“Sepeda terbaik yang pernah aku punya, aku serahkan untuk mengungkap kejujuran, kebenaran dan keadilan,” begitu kata Saut beberapa waktu lalu.

Loh, hadiahnya hanya sepeda ya Pak? Kalau begitu mana ada yang tertarik dong. Coba hadiahnya motor Harley-Davidson atau mobil Ferrari, pasti banyak yang ikut tuh, hehe.

KPK sengaja memilih hadiah sayembara berupa sepeda untuk menyindir Jokowi? Share on X

Lalu yang jadi pertanyaan adalah hadiah sepeda ini karena KPK pelit atau hanya gimmick?

Eits, ternyata banyak yang bilang bahwa pemberian sepeda ini memiliki tujuan untuk menyindir Presiden Joko Widodo. Seperti diketahui, Jokowi sering memberikan hadiah berupa sepeda kepada orang yang bisa menjawab pertanyaan doi.

Saran dong Pak Jokowi, tahun depan hadiahnya jadi motor saja, biar KPK juga ganti hadiah sayembaranya. Tapi kalau mau tetap sepeda juga enggak apa-apa pak, asal hadiahnya jangan cebong saja, eh.

Sindiran hadiah berupa sepeda kepada Jokowi ini diungkapkan oleh Ketua WP KPK Yudi Purnomo.

Baca juga :  Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

“Pemberian sepeda tersebut seharusnya semakin mendorong Presiden untuk memenuhi janjinya dalam mengungkap kasus Novel,” begitu kata Yudi.

Ah, Pak Yudi bisa saja nyindirnya. Tapi kan yang bapak sindir menjadi banyak, semisal pihak kepolisian yang dianggap tidak mampu untuk mengungkap kasus ini. Kalau pun bisa mengungkap, kan jumlah sepedanya enggak cukup juga tuh Pak untuk semua polisi yang ada, hihi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal mengaku tidak tersindir akibat sayembara yang dilakukan oleh KPK. Doi menilai justru hadiah ini dapat diartikan dukungan KPK terhadap usaha pengungkapan kasus ini.

Wah positive thinking sekali, cakep. Tapi terima juga bila sayembara ini sebagai kritik kepada Polri, Pak, karena sudah selama dua tahun belum bisa menyelesaikan kasus ini. Padahal kasus lebih sulit seperti teroris aja cepat ditindak, upps.

Seperti diketahui, Novel disiram air keras oleh dua orang tak dikenal pada 11 April 2017 lalu usai dia menjalankan salat subuh. Akibat ulah peneror tersebut mata penyidik KPK ini nyaris buta. (R47)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Menggugat Anies Soal Udara Jakarta

“Aku bisa tenggelam di lautan. Aku bisa diracun di udara. Aku bisa terbunuh di trotoar jalan.” - Efek Rumah Kaca, Di Udara PinterPolitik.com Kata Sokrates "ilmu...

Misteri Jokowi dan Maskapai Asing

"Ketika semua terlihat berlawanan denganmu, ingatlah bahwa pesawat terbang selalu terbang melawan angin, bukan mengikuti arus angin." - Henry Ford Pinterpolitik.com Wacana Presiden Joko Widodo mengundang...

Berani Cabut Kewarganegaraan Habib Rizieq?

"Memuliakan manusia, berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya." Abdurrahman Wahid (Gus Dur) PinterPolitik.com Baru-baru ini warganet dihebohkan oleh petisi online...