Site icon PinterPolitik.com

Saran Dhani Untuk Risma

Ahmad Dhani. (Foto: Kompas)

“Tidak selalu yang kita pikirkan itu benar. Tidak selalu yang kita sangkakan itu kebenaran. Kalau kita tidak mengerti alasan sebenarnya bukan berarti semua jadi buruk dan salah menurut versi kita sendiri.” ~Tere Liye


PinterPolitik.com

[dropcap]A[/dropcap]ncam-mengancam dalam politik membuat hati bergemuruh, menggerakkan tangan untuk mengepal, dan membuka mulut untuk mengadu. Setelah kemarin dibuat deg-degan dan sebal sama beberapa massa pendukung pemerintah di Surabaya, kini giliran Aktivis gerakan #2019GantiPresiden, Ahmad Dhani mengadu ke DPR. Di hadapan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah, Dhani memuntahkan kekesalannya.

Ia mengatakan, saat acara deklarasi, mobil komando #2019GantiPresiden disita oleh polisi karena ada ancaman untuk pembakaran dari massa tandingan. Padahal, di saat yang bersamaan mobil dari massa tandingan bergerak bebas ke depan hotel tempatnya menginap.

Waduh, kok bisa seajaib itu, ya? Mungkin waktu itu politisi-politisi yang bertugas sedang kurang enak badan, jadi lebih memilih mengamankan massa Mas Dhani yang dianggap lebih penurut dan nggak beringasan. Bisa jadi loh ya…

Ahmad Dhani minta kebijakan ganjil-genap untuk massa pro Jokowi dan pro #2019GantiPresiden. Emangnya bikin jalanan macet? Share on X

Selain itu, polisi juga memaksa Dhani untuk tidak keluar hotel demi alasan keamanan. Dhani menduga, serangkaian pengadangan yang terjadi di Surabaya sudah direncanakan secara terorganisir antara massa dengan pihak aparat keamanan.

Hoo, tapi sebenarnya Mas Dhani takut nggak sih dikepung gitu? Kalau nggak takut mah dilanjut aja aksinya. Kok, malah nurut aja disuruh pulang? Piye? Siapa tahu kan benar kalau polisi cuma menakut-nakuti biar nggak jadi beraksi. Kalau nggak jadi babak belur sih Alhamdulillah. Hehehe.

Terkait kejadian yang dialaminya, Dhani pun menyarankan agar seluruh aspirasi masyarakat terakomodir, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bisa memberlakukan jadwal bergantian untuk deklarasi bagi massa pro Jokowi dan #2019GantiPresiden agar aksi pengadangan tidak terjadi lagi. Misalnya Sabtu deklarasi ganti presiden, Minggu deklarasi tetap Jokowi. Seandainya di Sabtu ada massa dari mereka, tangkap polisi. Begitu pun sebaliknya.

Hmm, gimana dong ya? Mau dibuat aturan seperti itu juga kan belum masuk jadwal kampanye. Eh, tapi ini katanya bukan aksi kampanye ya? Tapi kok yang kebanyakan omong di gerakan ini politisi dari oposisi sih Mas? Masa iya bukan nganu? Hehehe. (E36)

Exit mobile version