“Harus ada komunikasi yang cair, jadi kita enggak boleh karena Pak Romy mendukung Pak Jokowi dan saya ada di Gerindra, kita jadi enggak bicara.” ~ Sandiaga Salahuddin Uno
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]emilu 2019 sudah di depan mata, otomatis mengharuskan para politikus partai politik untuk menjalin komunikasi dan konsolidasi, itu juga kalau mau mensinergikan gagasan dan strategi politik menuju kemenangan.
Hampir semua partai politik peserta Pemilu 2019 pasti melakukan komunikasi untuk persiapan kontestasi kali ini, karena tak mungkin para politikus itu hanya berdiam diri dan menjaga kandangnya, lalu saat keluar dari persinggahannya kemenangan langsung diraih, mustahil!.
Makanya hal itu juga yang membuat Partai Gerindra mulai menggeliatkan komunikasi politik dengan para petinggi partai politik lain. Namun yang menariknya, Partai Gerindra kini sudah memiliki orang khusus yang dipasang untuk menjadi perpanjangan lidah kepentingan partai.
Tiada lain, ia adalah Sandiaga Salahuddin Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta. Kini ia dibebankan tugas untuk berkeliling untuk membangun komunikasi dengan para petinggi partai politik.
Kalau keteteran tugas Wagub dan partai gimana ya? Weleeeh weleeeh. Kemarin aja Sandi dalam sehari komunikasi dengan dua elite PPP dan PKS, wedeew, lelah ga ya? Hmm, jalani aja.
Ehhmm, jadi Wagub aja udah pusing malah ditambahin beban lainnya. Weiiitts, tapi harus dilakukan, mau tak mau, karena Sandi kan petugas partai jadi harus ikut apa yang menjadi keputusan partai.
Sebagai ‘tukang keliling’ Partai Gerindra, Sandiaga tak memandang akan berkomunikasi dengan petinggi partai koalisi ataupun oposisi, intinya semua petinggi partai mulai dibangun komunikasi.
Siapa tahu bisa gabung, namanya bicara kemungkinan kan, iya ga? Namanya politik itu dinamis, siapa tahu partai yang dulunya berseberangan bisa bergabung.
Karena sekali lagi, tak ada kawan dan lawan yang abadi di dunia politik, selama kepentingannya seiring sejalan, maka ga ada hambatan untuk berkawan, hmmm, adagium politik ini agak gimana gitu ya, ya namanya juga politik.
Kalau kata Ben Okri seorang penyair Nigeria, dia sih bilang kalau politik itu seni dari segala kemungkinan. Kalau sekarang PPP itu berseberangan, ya siapa tahu mendekati Pilpres 2019 malah berbalik arah jadi loyalis Prabowo kan?
Weeeiittsss, tapi Partai Gerindra harus waspada juga, siapa tahu PKS bisa melompat ke kubu lain karena tak diakomodir jadi Cawapres. Bener kan, namanya politik itu segala kemungkinan bisa terjadi. (Z19)